CHAPTER 3: TERIMA TIDAK TERIMA

2.5K 176 7
                                    

“ Mama akan mengirimmu ke Kiseki Academy.” Ucap mama singkat, padat dan jelas. Saking jelasnya, ucapan mama tadi nyaris membuatku terjungkal kebelakang.

“Apa??!!!” Manik safirku membola sempurna.

Aku memandang mama penuh tanda tanya. Apa aku tidak salah dengar? Apa mama benar-benar akan mengirimku ke Academy? Ini pasti mimpi! Mimpi buruk yang menjadi nyata. Oh... iya da! Iya da! Aku tidak mau! Aku memandang mama untuk kesekian kalinya. Manik Violet itu terlihat berkaca-kaca. Apa mama sungguh-sungguh dengan keputusan gila ini?

“ Kau harus melatih kekuatanmu disana Yuzu. Kau punya kekuatan hebat.'' Ucap mama berusaha menjelaskan.

''Ya, aku tahu. Bahkan terlalu hebat untuk anak seusiaku.'' Jawabku pelan.

''Kau harus dilatih di sekolah terbaik dengan guru-guru yang terbaik pula. Dan saat ini, itulah tempat teraman untukmu. Daidan terus mengincarmu.” Jelas mama.

“ Tapi ma... mama tahu aku tidak mau masuk Academy manapun. Aku tidak mau meninggalkan mama disini sendiri.'' Aku menghela nafas panjang.

''Lagipula, usiaku belum mencukupi untuk masuk Academy... aku masih 15 tahun. Kalaupun aku memang  harus, aku akan masuk 2 tahun lagi. Saat usiaku 17 tahun.” Bantahku berusaha meyakinkan mama.

Selama ini aku selalu menuruti semua perintah mama. Apapun. Aku tak pernah membantah. Belajar memakai gaun, belajar bersifat anggun, belajar ini, belajar itu. Meninggalkan ini, meninggalkan itu. Hadir saat pertemuan dan sebagainya. Berusaha bersifat layaknya seorang princess. Apapun itu, aku tak pernah membantah. Tapi untuk yang satu ini, aku harus berfikir dua kali.

Aku tidak mau masuk Academy, academy manapun itu, aku tidak mau. Aku tidak mau bertemu “dia”. Aku takut jika kami bertemu kembali. Aku takut dihianati lagi.

Tapi bukan Mama namanya kalau tidak bisa menang dariku. Mama selalu bisa menang bicara dengan siapapun. Mama selalu punya alasan yang logis dari hal yang diperdebatkan.

Sia-sia saja jika berdebat dengan Mama. Mama tidak akan mau mengalah jika dalam urusan ini, aku yakin. Tapi paling tidak, aku harus berusaha. Jika mama menjadikan Paman Daiji sebagai alasan agar aku masuk Academy, menurutku tidaklah logis. Justru aku semakin khawatir jika dia menyerang Istana disaat aku dan kakak tidak di sini.

Hnghh.... kenapa hidupku seribet ini sih? Kenapa juga hal gila itu harus terjadi? Kenapa Paman Daiji harus mengincar anak kecil sepertiku? Aku hanya gadis kecil biasa--sepertinya.

Aku tidak mau masuk Academy bukan tanpa alasan. Masa lalu yang aku alamilah yang menjadi latar belakang ketakutanku masuk Academy. Aku benci orang baru!

“ Kau tidak perlu mencemaskan mama Yuzuru.. kau tidak perlu khawatir dengan mama dan Istana Keiza.'' Mama menatapku sendu.

''Mama dan para penghuni Istana akan mempertahankan Istana ini dengan taruhan nyawa. Lagi pula program Study wajibmu sudah selesai.'' Jelas mama yakin.

''Tapi bagaimana dengan ketentuan usianya ma?'' Aku masih berusaha menolak.

''Kalau soal usia, itu tidak masalah. Selama nilai dan kemampuanmu mencukupi, Academy manapun akan menerimamu. Mama sudah mengirimkan data nilai dan kemampuanmu pada kepala sekolah dan Raiga juga memasukkan rekaman latihanmu sebagai pengganti test yang harus kau ikuti.'' Ucap mama.

Rekaman? Rekaman latihan? Jadi selama ini latihan itu hanya siasat untuk seleksi masuk Academy? Aku benar-benar tidak menduga mama dan kakak melakukan hal ini.

''Maaf.. latihan yang dilakukan Raiga padamu itu sebenarnya adalah rencana untuk mensiasati ujian masuk Academy. Mama yang merencanakan semua ini karena mama tahu kau tak akan mau ke Academy apabila tidak dipaksa.” Jelas mama seolah membaca pikiranku.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang