“ Ah... Akhirnya sampai juga...” Ucapku sembari merenggangkan otot-ototku yang kaku setelah menempuh perjalanan panjang.
Hari ini, aku menginjakkan kaki di KsA. Apa aku akan betah disini? Apa aku akan punya teman disini? Hmm... mungkin aku punya satu teman disini.
Aku melirik Asami yang kerepotan menurunkan dua koper yang dibawanya. Huh.. syukurlah Mama menteleport koper kami.
Hari ini akan ada pembagian asrama dan pemberitahuan hal-hal penting lainnya mengenai sekolah. Aku dan Asami—dan hampir semua anak lainnya—memandang gerbang KsA.
‘Gerbangnya saja sudah megah, apalagi bangunan di dalamnya.’ Banyak anak yang mengucapkan itu termasuk Asami.
Bagaimana aku tahu? Ya.. pastinya karena Mind Readerku yang aktif tanpa diminta. Terkadang ini cukup mengganggu karena... Berisik!!!
Wajar saja banyak yang terkagum, apalagi yang baru pertama kali datang ke KsA. Aku saja yang setiap semester ikut Mama ke KsA tetap kagum memandang bangunan sekolah ini.
Aku melangkah masuk kedalam gerbang kemudian disusul Asami. Namun Asami tampak kerepotan membawa dua koper yang cukup besar dan berat.
“Mana kopermu Yuzuru?” Tanya Asami saat melihatku melenggang tanpa membawa koper.
“ Oh itu... sudah diTeleport Mama ke kamar asrama.” Jawabku.
“ Ohh... berarti kamu sudah tahu nomor kamarmu. Kamarmu nomor berapa? Apa kita satu asrama?” Tanya Asami beruntun.
“ Etto... itulah masalanya. Aku lupa bertanya pada Mama. Hehehe...” Jawabku sejujurnya. Aku dan Asamipun tertawa bersama.
“Mau kubantu?" Tawarku.
“ Ah.. tidak usah Yuzu. Aku bisa sendiri. Nanti malah merepotkan.” Jawabnya menolak bantuanku.
Tanpa persetujuan dari Asami aku mengambil alih salah satu kopernya dan membantu membawakannya. Ah.. anak ini terlalu berbasa basi.
“ Menurut Mamaku, jika ada orang yang menawarkan bantuan jangan ditolak. Tidak baik menolak rezeki. Nanti rezekimu pada hilang semua.” Ujarku.
“ Ah.. kau ini bisa saja Yuzu.''Ujarnya sembari tersenyum.
''Ternyata persepsi semua orang itu salah. Ternyata kamu anak yang asik. Jauh dari kata sombong apalagi misterius.” Tambahnya.
"Karena itu, jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja. Karena persepsimu belum tentu sesuai dengan kenyataan dan kepribadian orang yang kau cela.” Ucapku sok bijak.
"Wihh... Bijaknya temenku yang satu ini." Ujarnya menyikut lenganku.
“ Hehehehe... iya dong. Putri dari Kerajaan Keiza harus bijak.” Ucapku tekekeh pelan.
Namun perjalanan menuju pekarangan sekolah yang adem-ayem ini harus berakhir dengan kejadian lucu, unik, nyebelin dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Oh... ada anak kecil. Dek, Sekolah Dasar tidak ada di sini. Hahaha ...” Ucapnya meremehkanku.
Dia siapa? Kenal juga enggak udah sok tau, bilang aku anak SD lagi. Sembarangan! Aku hanya menatap gadis itu datar. Akhh!! Dia tinggi banget sih. Aku harus mendongak buat memandang wajahnya. Kayaknya, aku siswi terpendek dan termuda tahun ini.
“ Hei! Kau anak yang ada di kereta tadi. Yang tersenyum pada Raiga.” Seorang gadis dengan dandanan nyentrik, baju minim, rok pendek dan dandanannya kayak tante girang menghampiriku dengan wajah merah karena emosi.
“ Memang kenapa?” Tanyaku datar.
“Kau kenal dia Yuzu?.” Tanya Asami pelan di belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISEKI ACADEMY
Fantasy"Aku tidak pernah mencari masalah. Tapi masalah itu yang selalu mencariku dan sialnya, dia selalu bisa menemukanku"~~Yuzuru. ~"Hidup tak hanya untuk kekuatan dan pengetahuan" Sepatah kata dari ibuku. Benar, memang benar. Namun hidupku tak berjalan...