EPILOG

517 63 35
                                    

"Bagaimana kondisimu, Yuzuru?" Mama memasuki kamarku yang pintunya memang terbuka.

"Lebih baik." Jawabku singkat. Untuk beberapa waktu, aku tidak boleh menggunakan kekuatanku dan akan membuatku mati bosan! Biasanya aku terhibur melihat wajah terkejut maid, prajurit bahkan Mamaku sendiri karena aku tiba-tiba muncul.

"Sakimura Atsushi-san datang menjengukmu. Sekaligus memeriksa matamu." Mama langsung ke inti pembicaraan. Tidak suka basa-basi, itulah Mamaku.

"Ohayou, Yuzuru-san." Sakimura-sama membungkuk hormat ala bangsawan. Aku membalas dengan senyum, karena aku tidak bisa menyambut dengan kursi roda ini.

"Yosh. Boleh aku lihat matamu. Mamamu tidak akan diam sebelum aku memeriksamu." Sakimura-sama berusaha bercanda. Beberapa menit Sakimura-sama memerikas dan menggunakan curer pada mataku. Tetap sama. Manik kananku tidak berubah biru. Dia juga menggunakan curer pada manikku yang bewarna biru, tetap juga tidak berubah merah.

"Apa kau mengalami kesulitan saat melihat?" Sakimura-sama bertanya padaku.

"Tidak." Aku menjawab mantap. Sakimura-sama bangkit berdiri.

"Ini pengaruh dari segelnya yang hancur. Kabar baiknya, kekuatannya kini lebih stabil. Kabar buruknya, matanya tidak bisa kembai ke warna normal, Hanami. Manik merah itu adalah tanda yang ditinggalkan segelnya." Sakimura-sama menjelaskan.

"Kau yakin, Atsushi? Putriku baik-baik saja bukan?" mama bertanya khawatir.

"Kau tidak perlu secemas itu. Manik merah itu bukanlah penyakit atau kutukan. Dulu pernah kubilang padamu, putrimu ini terlahir dengan segel ditubuhnya. Dia memiliki dua jiwa yang keduanya memiliki kekuatan besar. Jadi, agar tidak menyakiti tubuhnya bagai pisau bermata dua, tubuhnya membuat segel untuk menyegel jiwa lainnya." Jelas Sakimura-sama.

"Dua jiwa? Apa maksudmu jiwa yang satu lagi adalah Uine?" Tanyaku spontan.

"Uine? Siapa dia?" Tanya Mama.

"Seorang gadis yang kutemui di alam bawah sadarku." Jawabku polos.

"Uine-sama adalah sosok masa lalu yang bersemayam di tubuh Yuzuru." Nako tiba tiba muncul dan bicara begitu saja.

"Dimana sopan santunmu, Nako?!" serku kesal. Biasanya mengejutkan orang, kali ini aku yang dibuat terkejut. Dasar peri nakal.

"Maafkan aku, Your Highness." Nako membungkuk hormat.

"Peri, kau sudah membuat kontrak dengan perimu, Yuzuru?" Tanya mama gelagapan.

"Dia tidak membuat kontrak denganku. Tapi aku yang membuat kontrak dengannya. Dengan kata lain, jika dia ingin membuat kontrak dengan peri lain boleh saja, namun kontraknya denganku tidak bisa dibatalkan. Aku peri waktu, Nako. Salam kenal." Nako berujar.

"Datanglah saat aku panggil, dasar peri nakal." Seruku.

"Membosankan di hutan peri. Aku peri waktu satu-satunya dan peri lain tidak mau bermain denganku. Frea, meski dia sudah tahu pusaran waktu itu hanya mitos tetap saja dia tidak mau bermain denganku." Jelas Nako.

"Kenapa peri waktu memilih putriku?" Mama mendesah cemas.

"Saat dua arus waktu bertemu kami dilahirkan. Jiwa Uine-sama dan Yuzuru-sama bertemu di alam bawah sadarnya. Saat itu secara langsung kontrakku dengan Yuzuru terjalin karena Yuzuru yang hidup di masa ini. Separuh kekuatan milik Yuzu adalah peninggalan Uine-sama, seorang ksatria wanita terhebat di masa lalu. Jiwanya memilih Yuzu untuk bersemayam sekaligus mewariskan kekuatan. Karena itu, dia bisa sehebat ini. Dan juga, manik merah itu adalah tanda segel dari Uine-sama. Kami peri waktu mewarisi ingatan masa lalu, karena itu aku bisa mengetahui semuanya." Nako menjelaskan panjang lebar sampai membuatku mengantuk.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang