CHAPTER 36 : PENYELESAIAN

398 55 5
                                    

RAIGA POV

"Akhirnya, perang ini berakhir." Aku bergumam pelan menciumi kening adikku yang tidak sadarkan diri dalam pangkuanku.

Aku mengedarkan pandangan ke selekeliling kami. Sisa-sisa bangunan dan debu mengepul di mana-mana. Semuanya dalam kondisi yang buruk. Hanya aku dan Yoshio yang masih sadar, itupun dengan susah payah bernapas. Aku tidak bisa bergerak dari tempat ini karena luka yang kualami, ditambah lagi Yuzu yang terbaring dipangkuanku.

Beberapa menit berselang lengang, tiba-tiba tubuh Yuzu mengeluarkan cahaya hijau yang mulai melingkupi kami semua. Beberapa detik berlalu, saat itu aku tahu Yuzu mengirim Curer pada kami semua. Meski tak terlalu berdampak, sakit ditubuhku berangsur mereda. Memang, lebam serta luka dan tulangku yang patah tidak bisa disembuhkan, namun curer ini berberan seperti pereda rasa sakit.

"Salam, Tuan muda Raiga." Seorang peri laki-laki menyapaku. Dia muncul dari balik pundak Yuzu.

"Siapa kau?" sontak aku bertanya.

"Nako, sang peri waktu." Jawabnya singkat.

"Nona mencoba mengobati kalian semua dan itu diluar kendalinya. Jika dibiarkan terus, dia akan semakin kehilangan tenaga. Dan tentu kau tahu apa yang akan terjadi jika tenaganya benar-benar habis." Peri itu langsung menjelaskan.

"Dia bisa tiada." Jawabku dengan mata.

"Aku tidak bisa berbuat banyak saat ini karena dia tidak sadarkan diri. Kita hanya bisa berharap pertolongan segera tiba sebelum Nona kehilangan seluruh tenaganya. Setengah jam lagi Pilar Utama lima Kerajaan akan tiba disini. Mereka dalam kondisi buruk namun mereka masih hidup. Semoga Nona bisa bertahan setengah jam lagi." Nako menjelaskan.

"Kau adalah peri waktu. Tidak bisakah kau mempercepat arus waktu ini?" Tanyaku pada Nako.

"Aku tidak bisa campur tangan terlalu banyak karena akan mengubah yang terjadi. Jika berubah ke arah yang baik tidak apa, jika semakin buruk bagaimana? Aku adalah peri yang baru dilahirkan, kekuatanku juga belum sehebat itu." Jelasnya.

"Jadi kau tidak bisa mempercepat para pilar datang kemari?" Tanyaku kembali.

"Aku tidak bisa. Tapi aku bisa memperlambat airan curer dari tubuhYu-sama." Jawabnya yang membuatku bernapas lega.

"Bisakah peri air itu membantuku?" Nako bertanya. Entah dari mana dia tahu aku memiliki peri air, padahal sejak tadi Frea bersembunyi.

"Frea?" Aku menoleh ke arah Frea yang menggeleng kuat-kuat.

"Kau tidak perlu bersembunyi dariku. Mitos tentang pusaran waktu itu sudah tertanam sangat dalam dipemikiran peri primitif seperti kalian. Kirimkan curer pada Tuanku!" Frea yang bersembunyi di belakangku terperanjat kaget. Dan sepertinya, peri adikku memiliki sifat yang sama dengannya.

"Kau bisa membahayakan hidupku." Bantah Frea.

"Itu hanya mitos, dasar Peri bodoh. Seperti kalian, kekuatan kami tidak aktif di hutan peri dan juga hanya aktif jika kami berniat menyerang." Nako kembali menjelaskan. Tapi Frea lagi-lagi membantah dan perdebatan mereka dimulai.

"Cepat kirim Curer pada Yuzu, Frea!" Perntahku akhirnya.

Takut-takut Frea mendekati Nako dan mengirim curer pada Yuzuru. Perahan aku merasa kekuata Yuzu terhadap kami berkurang dan rasa sakitku kembali terasa.

"Tenanglah Raiga. Dia hanya pingsan." Frea menenangkanku.

"Dia tidak pingsan seperti yang lainnya. Kesadarannya hilang karena kekuatannya masih dalam proses penyatuan. Entah kapan dia bisa sadar dan lagi, semoga ada yang bisa membuat sihirnya berhenti menguar." Jelas Nako. Aku memandang tubuh adikki yag terselimuti cahaya hijau.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang