CHAPTER 16 : KEKUATAN LEGENDA

1.4K 123 12
                                    

Persetan dengan izin keluar academy. Kak Naoki akan mengurus hal itu untukku. Kalaupun tidak, aku akan mengurus hal ini nanti.

Dengan teknik teleport, dalam sekejap mata, aku sudah berdiri di gerbang kerajaan Keiza. Prajurit yang sedang berjaga di gerbang istana membungkuk hormat padaku. Ada urusan penting yang harus kusampaikan pada Mama, jadi aku tak terlalu memedulikan mereka dan beranjak menuju pintu utama.

"Nona? Bukankah anda seharusnya berada di academy?" Tanya seorang maid saat aku mulai memasuki istana.

"Aku ingin pulang sebentar." Jawabku tersenyum jahil pada maid yang bertanya. Arin, dia adalah maid yang merawatku sejak kecil. Sebenarnya ada seorang lagi maid yang sangat berarti bagiku. Aku biasa memanggilnya baa-chan karena memang usianya sudah tua. Namun dia sudah meninggal saat aku berusia 4 tahun.

"Mama ada dimana, Arin?" Tanyaku.

"Queen Hanami ada di ruang kerjanya, Nona." Jawab Arin hormat.

Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung menuju ruang kerja Mama yang berada di lantai tiga bagian utara. Aku melakukan teleport lagi ke lantai tiga dan berjalan melintasi dua ruangan menuju utara, hingga aku sampai di depan ruang kerja Mama.

Aku mengetuk pintu kayu yang membatasi ruangan tempatku berdiri dengan ruangan Mama. Setelah tiga kali aku ketuk, akhirnya terdengar seruan lembut dari dalam ruangan.

"Masuk."

Aku membuka pelan pintu kayu yang dipenuhi ukiran bangsa peri, manusia kecil bersayap yang juga mempunyai kekuatan magis. Aku melangkah masuk dan menatap wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan banyak gulungan kertas, dokumen, dan lainnya. Mama sibuk sekali.

Di mejanya juga terdapat beberapa buku tua dari perpustakaan. Sepertinya beliau sedang mencari tahu tentang blact, kekuatan kegelapan yang menyerang Kak Raiga. Aku semakin yakin kalau kata baik-baik saja itu hanya untuk menghiburku.

Aku memandang Mama di tengah kesibukannya. Mata violetnya terlihat menawan diterpa mentari sore. Surai panjangnya terurai bergelombang.

"Hormatku sebagai abdi Keiza." Ucapku membungkuk hormat.

"Ada apa Yuzuru?" Mama to the point bertanya. Sama sekali tidak terkejut melihat anak perempuan yang seharusnya berada di academy berkeliaran di istana.

"Ada perlu apa?" Dasar ibuku, tidak suka basa-basi, tidak menyuruhku duduk. Bahkan memandangku saja tidak. Matanya masih sibuk menari, membaca dokumen di tangannya.

"Untuk apa basa-basi dengan anak sendiri. Kalau kau mau duduk, ya duduk saja. Lagipula kau tidak akan kemari kalau bukan dalam keadaan genting." Jawab Mama setelah membaca pikiranku.

Memang ada benarnya. Aku tidak akan pulang jika tidak ada hal penting. Aku ingin menyampaikan informasi baru. Aku duduk di kursi yang ada di depan meja Mama, bersiap cerita.

"Apa Mama tahu tentang Oracle?" Tanyaku juga langsung ke topik utama.

"Tentu saja, itu kekuatan kuno. Bahkan banyak orang yang menganggap itu legenda. Memangnya ada apa, Yuzuru?" Jawab Mama sekaligus balik bertanya. Perhatiannya belum lepas dari dokumen dalam genggamannya.

"Legenda?" Tanyaku setengah tak percaya.

Aku memang masih belum tahu kekuatan apa yang dimiliki Asami. Entah memang Oracle atau apa, aku tidak tahu pasti. Aku dan Yaoru hanya memilik spekulasi sementara mengenai hal ini.

"Ya, begitulah. Kau kemari bukan cuma ingin bertanya mengenai apa itu oracle 'kan? Apa ada tugas sekolah mengenai kekuatan kuno itu?" tanya Mama. Aku menggeleng.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang