_
_
_
Sekarang aku dan jungkook sedang berada di meja makan, dengan dia tepat berada dihadapanku. Aku tadi hanya menyiapkan sarapan roti dan susu coklat saja. Itu merupakan hal termudah yang bisa disiapkan sebelum dia marah akibat kelaparan.
Rasa lapar itu berbahaya.
Dia menatapku dengan tatapan yang tajam, seakan aku telah berbuat sesuatu yang salah. Aku menaikkan alisku seakan memberi isyarat kenapa dia melihatku seperti itu.
Dia mengarahkan sendoknya naik turun ke arahku seperti bertanya apa yang terjadi padaku?
"Bukan urusanmu." Jawabku ketus.
"Apa terjadi sesuatu. Maksudku. Kenapa tubuhmu jadi seperti ini?"
Dia mulai bertanya tentang keadaanku sekarang. Jujur saja itu adalah pertanyaan yang paling kutakutkan.
Aku tidak mungkin mengatakan kalau ini kulakukan untuknya. Bisa-bisa dia malah tertawa dan kembali menghinaku. Jika itu terjadi, aku akan kembali ke dunia ku yang dulu.
Aku tidak ingin itu terjadi.
Aku hanya diam, dan memilih untuk melanjutkan menghabiskan makananku.
"Kau bisa dengar tidak?, atau selama aku pergi kau juga kehilangan pendengaranmu."
Cukup sudah.
Sumpah. Itu membuatku sangat kesal. tingkat kekesalan ku sekarang sudah berada di level teratas.
"Maaf tuan Jeon Jungkook sebaiknya kau habiskan makananmu segera, dan istrahatlah. Bukannya kau lelah setelah perjalanan yang begitu panjang, sehingga kau baru kembali setelah satu tahun lamanya."
Aku meniup poniku kasar.
"Ah.., bukankah seharusnya kau telah menyelesaikan tournya enam bulan yang lalu. Kau baru kembali sekarang. Astaga! Aku hapir saja lupa—kau seorang idol, masih banyak yang harus kau kerjakan bukan— dengan Mijo misalnya."
Aku dapat melihat Jungkook terkejut mendengar ucapanku barusan. Terserah. Aku sudah muak dengan semuanya. Jika harus selesai. Aku ikhlas.
"Apa maksudmu? Bagaimana kau bisa tahu tentang Mijo hah?"
Dia mengatakan dengan nada tinggi dan meletakkan sendok yang di genggamnya di atas meja dengan kasar.
Aku hanya tersenyum remeh terhadapnya.
"Kau tidak perlu tahu tuan, aku sudah lelah dengan semuanya." Lanjutku sambil berjalan meninggalkannya menuju kamar ku.
Aku menangis dan mengingat semua nya. Aku yang kemarin begitu menyukainya. Sekarang begitu membencinya.
Aku mengakuinya. Walaupun dia sering berkata kasar, tapi aku sangat menyukainya, bahkan aku melakukan ini semua agar dia menyukaiku.
Aku memang bodoh.
Aku tidak ingin membuatnya malu dengan keadaanku. Tapi apa? Semuaa hilang sudah semenjak kejadian itu. Kejadian yang membuatku merasa seperti tidak dianggap dan dibuang.
Sekarang aku hanya membencinya. Ketika aku ingin melupakannya, dia tiba-tiba muncul dan kembali lagi.
kenapa kau kembali? Aku ingin melupakanmu.
Aku menangis terisak di kamar mandi kamarku. yah itu memang kebiasaanku. Aku menangis di dalam kamar mandi sambil menyalakan kran air agar isakan tangisku tidak terdengar olehnya.
Aku membencimu.
_____
Jungkook masih duduk mematung di meja makan itu. Dia begitu terkejut dengan perkataan Yuna.
Bagaimana gadis itu bisa tau tentang Mijo? Apa sebenarnya yang terjadi padanya? kenapa dia bisa berubah seperti itu?
Bukan hanya penampilannya yang berubah. Sifat dan sikapnya juga berubah, entah apa yang Jungkook rasakan sekarang—dia tidak suka dengan perubahan sikapnya Yuna. Tapi kenapa? Bukankah dia tidak menyukainya—bahkan selama ini dia tida pernah peduli pada gadis itu.
Kenapa rasanya hatiku seperti dihujam beribu pisau, Kenapa rasanya sangat sakit seperti ini?
Suara pintu terbuka membuat Jungkook sadar dari pikirannya. Sontak dia menoleh kearah suara itu.Jungkook melihat Yuna keluar dengan pakaian yang sudah rapi.
Dia menggunakan lengan panjang berwarna hitam dengan dress outfit berwarna softpink sepaha. Rambut yang dibiarkan terurai, ditambah dengan topi yang senada dengan outfitnya serta menggunakan sepatu dan tas hitam miliknya. Sehingga dia menunjukkan kesan sexy dan cute secara bersamaan.
Jungkook dapat melihat Yuna sedang asik dengan benda persegi di tangannya. Entah dengan siapa gadis itu sekarang sedang berkomunikasi. tapi yang jelas dia begitu sibuk dengan benda itu.
"Kau mau kemana?"
Yuna berbalik mendengar pertanyaan yang diberikan Jungkook.
"Bukan urusanmu." Lagi-lagi Yuna menjawab dengan nada yang sedikit kasar.
"Aku suami mu! Dan aku berhak tau itu!"
Jungkook berdiri dari tempat duduknya. Emosinya meninggi karena jawaban yang diberikan Yuna. Gadis itu menghentikan langkahnya.
"Tch! Kenapa itu terdengar lucu sekarang. Selama ini kau kemana saja? Baru pulang dari bulan yah? "
Yuna tersenyum sinis. Dia pergi dan meninggalkan Jungkook menuju pintu utama.
Ketika gadis itu hendak melangkahkan kakinya keluar rumah. Dia menghembuskan nafasnya secara kasar. Dia berbalik lagi dan menatap Jungkook kembali.
Jungkook yang melihat itu mengerutkan keningnya.
"Aku hanya pergi sebentar. Hari ini aku ada kelas sampai sore nanti. Aku usahakan untuk pulang membuat makan siang untukmu."
Yuna mengatakannya dengan nada yang lembut dan perlahan hilang.
Diam-diam Jungkook tersenyum dan melihat gadis itu menghilang dibalik pintu.
Kalah. Gadis itu masih saja kalah dengan hatinya. Sekeras apapun dia ingin menentukan sikap tidak peduli, pada akhirnya dia tetap akan kembali.
Ternyata kau masih sama Han Yuna.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...