_
_
_
Jungkook terbangun karena mendengar suara berisik dari arah dapur. Dia memilih untuk beranjak dari tempat ternyamannya dan berjalan menuju asal suara dengan mata yang masih setengah terbuka.
Seketika senyumnya mengembang melihat siapa penyebab kegaduhan yang terjadi. Gadis dengan rambut kepang dan baju kotak-kotak senada dengan blue hotpantsnya sedang asik memainkan pisau memotong beberapa daun bawang dengan sangat serius tanpa memperhatikan kehadiran siapa yang sekarang tengah mengamatinya.
Jungkook menyandarkan diri pada dinding pintu melipat tangan dan menggulum senyum memperhatikan bagaimana Yuna mondar-mandir ketika masakan yang berada diatas kompornya mendidih. Bagaimana perempuan itu mencicipi masakan tersebut dengan memejamkan mata serasa menikmati kemudian tersenyum senang.
Cantik sekali.
Yuna melebarkan bola mata terkejut ketika manik mata mereka bertemu. Jungkook langsung memalingkan muka mengalihkan pandangan berdehem kemudian berjalan mendekati Yuna yang masih menatap Jungkook aneh.
"Sejak kapan kau ada disini?" Jungkook berkata sembari menarik kursi kemudian mendaratkan bokongnya. "Aku pikir kau sudah lupa dan tidak mengingatku yang sudah kelaparan hingga akhirnya aku tertidur."
Yuna menghembuskan nafas mengambil mangkok kecil dan menuangkan sup kedalamnya. "Setengah jam yang lalu." gadis itu berjalan kearah Jungkook dengan membawa semangkok nasi dan sup kemudian meletakkannya di depan Jungkook. "Makanlah. Bukannya kau lapar? Setelah ini aku harus pergi, ada urusan sebentar."
Jungkook menganggukkan kepala mengambil sumpit dan menyuapkannya ke dalam mulut. "Dengan siapa? Pria? " Tanyanya penasaran.
Yuna melepaskan apron merah muda meletakkannya diatas pantry, "apa aku perlu menjawabnya? Ngomong-ngomong kepribadianmu memang seperti ini aslinya? "
Jungkook berhenti mengunyah menaikkan sebelah alisnya.
"Maksudku. Bukannya kau tipe orang yang tidak banyak bicara sebelumnya, tapi kenapa sekarang kau terlihat cerewet sekali."
Jungkook terdiam. Dia menunduk kemudian mendengus senyum.
Benar juga. Kenapa aku seperti ini?
"Kau benar?"
Yuna menatap tidak percaya atas apa yang Jungkook katakan. Gadis itu lebih memilih untuk meninggalkan tempat itu dan melangkah pergi setelah menggelengkan kepalanya.
"Tunggu!" Langkahnya terhenti ketika Jungkook menggenggam pergelangan tangannya. "Kau mau kemana? Maksudku. Bukankah tidak sopan membiarkan seseorang makan sendiri dengan masakan buatannya. Kau tidak membutuhkan penilaian masakanmu? "
Sumpah demi tinta Oktopus. Yuna melotot kaget dengan rahang turun kebawah dan mengakibatkan mulutnya terbuka mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Jungkook.
"Kau sakit? " Yuna meletakkan punggung tangan pada kening Jungkook. "Aku tidak merasakan suhu tubuhmu naik. Sejak kapan kau menyuruhku untuk makan bersamamu, kalau tidak salah bukannya nafsu makanmu akan hilang ketika bersamaku?"
Kata-kata itu seperti serangan telak untuk Jungkook. Genggaman tangannya terlepas begitu saja. Dia tersenyum tipis, alasan sebenarnya dia tidak ingin makan bersama Yuna adalah karena dia takut akan merasakan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Masakan gadis itu luar biasa, terakhir ketika dia sakit dan Yuna memberikan bubur yang terasa enak dan hangat. Seperti buatan ibunya. Jungkook hanya takut menyukai sesuatu yang tidak seharusnya dia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...