__
_
Pergantian musim telah terjadi. Pria dengan earphone yang bertengger ditelinganya menggunakan masker hingga menutupi sebagian wajahnya mulai keluar dari bandara. Jeon Jungkook.
Dia memakai jacket denim biru, kaus dan celana hitam serta sepatu berwarna light brown berjalan sendiri tanpa anggota yang lainnya. Dia memang sengaja pulang dari tour mereka paling terakhir karena suatu alasan tertentu.
Jam menunjukkan dini hari, dia menyibak rambutnya kemudian menghelan nafas. Perasaan bingung dan kalut kembali di landa, pulang atau dorm?. Dia tidak mungkin memelih untuk dorm saat ini, karena kemungkinan besar anggota yang lainnya sedang liburan atau berkunjung kerumah masing-masing—paling hanya menejernya yang berada disana, dan dapat dipastikan omelan serta amukan besar akan terjadi. Pulang? Sepertinya itu pilihan bagus untuk saat ini. Paling tidak— dia bisa istirahat.
Jungkook sudah berada di depan gedung apartemennya. Dia menatap keatas melihat bangunan yang tinggi ini sembari menimang dan mempertimbangkan kembali keputusannya.
Haruskah aku pulang?
Entah apa yang membawanya sekarang. Dia sudah berada di dalam lift dan menekan angka sembilan menuju tingkat apartemennya. Jungkook menekan beberapa digit angka pada pintu apartementnya.
Paswordnya masih sama.
Dia mulai memasuki apartement itu kemudian melepas sepatu coklatnya di ambang pintu. Jungkook meletakkan ranselnya di sofa yang ada di ruang tamu.
Netranya menatap ke seluruh ruangan. Sangat gelap dan tak ada tanda-tanda kehidupan. Jungkook melirik jam di dinding sudah menunjukkan pukul lima dini hari, percaya atau tidak—dia mulai mencari keberadaan seseorang.
Biasanya dia sudah bangun jam segini.
Jungkook mulai melangkahkan kakinya ke arah dapur. Tidak ada. kemudian dia memutuskan untuk masuk kedalam kamar yang biasa digunakan si gadis dwaeji. Itulah yang sering Jungkook katakan.
Benar saja. Dia tengah tertidur dengan pulasnya dengan memunggungi Jungkook dan diselimuti oleh selimut warna putih yang sering digunakannya.
Jungkook mulai mendekat ke arah gadis itu untuk membangunkannya. karena sesungguhnya perutnya sudah sangat lapar. Tapi tunggu. Ada yang aneh. Ini bukan seperti dia.
Kenapa tubuh ini sangat kecil. Untuk ukuran nya ini terlalu kecil, atau jangan-jangan aku salah masuk apartement. tapi tidak ini benar apartemenku.
Jungkook mulai mendekat dan berbalik ke arah wajahnya, dan——
"HAN YUNA!"
Tanpa sadar dia meninggikan suara nya dan membuat Yuna bangun dari tidurnya.
______
Aku merasa seperti seseorang sedang berjalan ke arahku sekarang. Aku seperti mengenali aroma ini. Aroma vanilla yang kusukai dicampur dengan aroma mint yang menyegarkan. Aku tidak bisa membuka mataku sekarang, sampai aku mendengar.
"HAN YUNA!"
Aku pun mulai membuka mataku, dan betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang ada didepanku.
"Jeon Jungkook."
Aku berteriak lalu langsung duduk diatas ranjang ini.
Kapan dia pulang?
Aku dan dia saling adu pandang dalam waktu dan cukup lama. Bodohnya aku, jika ada sesuatu yang mengejutkan otomatis mulutku terbuka dengan sendirinya.
"Tutup mulutmu! Mau sampai kapan kau menganga seperti itu."
Spontan aku pun menutup mulutku.
dasar bodoh!
"Ikut aku."
perintahnya sambil meninggalkanku yang masih terduduk diatas tempat tidurku.
Aku melangkah meninggalkan tempat tidur dan mengekorinya dari belakang.
"Aku lapar buatkan aku sesuatu."
Jungkook berkata sembari membalikkan badannya kebelakang. Itu membuatku terkejut dan hampir terjatuh, dan untungnya dia dengan sigap melingkarkan lenganya di pinggangku.
Apa yang dilakukannya?
Jantungku seperti sedang dalam perlombaan maraton. Kecepatan berdetaknya diatas rata-rata. Aku hanya berharap semoga dia tidak mendengar detak jantungku sekarang karena jarak kami begitu dekat.
Dia tersenyum jahil.
"Aku mendengarnya. Jantungmu sedang melakukan demonstrasi di dalam sepertinya." Jungkook berkata dengan kekehan tidak jelas.
Spontan akupun langsung melepaskan lengannya dari pinggangku.
Ini memalukan.
Dia menatapku yang mematung.
"Mau sampe kapan kau mematung disitu gadis dwaeji?"
Mendengar perkataannya semakin membuat ku kesal sampai tingkat ubun-ubun.
"Setidaknya aku tidak menjadi kelinci bodoh dan mesum sepertimu."
Aku langsung berjalan mendahuluinya menuju dapur, menyenggol bahunya dengan kuat.
"Kau bilang apa? Mesum? Haha aku bahkan tidak selera denganmu"
"Terserah!"
Aku juga tidak selera.
Aku memilih untuk menyiapkan sarapannya segera daripada harus ikut berdebat dengannya. Ini sangat aneh. Dia kembali. Jeon Jungkook kembali.
Kenapa kau datang disaat aku hampir berhasil melupakanmu.
***
TBC
Jangan lupa vomentnya yahSelamat datang untuk pembaca baru dan untuk pembaca lama yang baru baca lagi terimaksih 💜💜💜😘
Saranghae😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...