_
_
_
"Masih lama?"
Jungkook bertanya tidak sabaran. Dia melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan itu artinya dia telah menunggu Yuna kurang lebih tiga puluh menit hanya menunggu Yuna menghabiskan cotton candy ditangannya. Jungkook bosan menunggu.
"Aku tidak memintamu untuk menungguku." Jawab Yuna kelewat enteng.
Jungkook berkacak pinggang. Luar biasa sekali gadis ini. Pikirnya.
"Jadi, kau ingin aku pergi dan meninggalkanmu disini? Baik jika itu maumu."
Jungkook bangkit dari tempat duduknya, berjalan meninggalkan Yuna yang masih sibuk menikmati permen kapas di pinggir taman. Yuna menahan senyum ketika melihat ekspresi kekesalan Jungkook tadinya, dia bahkan masih setia memandangi punggung Jungkook yang berjalan dengan langkah begitu cepat. Terlihat sekali pria itu menahan kekesalannya.
Yuna mengambil ponsel yang tadinya terletak diatas kursi taman disampingnya, kemudian berlari mengikuti Jungkook, hingga dia sampai disamping Jungkook menyetarakan langkah.Jungkook menghentikan langkah, kemudian memutar badan kesamping menghadap Yuna. "Kenapa mengikutiku?"
Yuna menghela nafas. "Kau tuli? Aku kan hanya mengatakan bahwa aku tidak memintamu menungguku Jungkook." Yuna melipat bibirnya, kemudian memiringkan kepala, "bukan berarti aku menyuruhmu untuk meninggalkanku."
"Bicara yang jelas. Kau membuatku pusing." Jungkook mengacak rambutnya frustasi.
"Jungkook..., dengar." Yuna menarik satu cubitan kecil permen kapasnya kemudian memasukkan kedalam mulut, "dari tadi aku tidak menyuruhmu menungguku, tapi itu bukan berarti aku tidak boleh mengikutimu kan?, aku tidak mau sendirian disana, jelas saja kau meninggalkanku tadi."
Jungkook mengerutkan kening tidak mengerti.
"Astaga! Apa yang kau tunggu? Ayo.., kita harus pulang. Lama sekali." Yuna berkata sembari menarik tangan Jungkook, menuntun pria itu menuju mobil mereka.
Kepala Jungkook hampir pecah. Sekarang siapa yang menunggu dan siapa yang ditunggu? Pikirnya. Jelas sekali Jungkook yang sedari tadi menunggu Yuna menghabiskan permen kapasnya hingga pria itu merasakan kram pada bokongnya. Jungkook tiba-tiba saja mengingat apa yang pernah Suga katakan padanya dulu, peraturan pertama. Perempuan tidak pernah salah. Kedua jika perempuan salah, maka kembali pada peraturan pertama. Hari ini Jungkook membuktikannya.
________
"Bukannya penginapan masih jauh, kenapa kita berhenti disini?" Tanya Yuna ketika Jungkook memarkirkan mobilnya di depan sebuah kedai pinggir jalan.
Jungkook membuka seat beltnya, "aku lapar. Kita makan dulu."
Mulut Yuna terbuka lebar dengan mata berkedip dua kali. "Ya ampun. Kau sudah menghabiskan dua porsi jajangmyeon yang kita pesan tadi saat di taman, belum lagi empat bungkus snack, satu pack sosis, dan empat botol cola. Dan kau masih lapar?"
Jungkook menghembuskan nafas kasar, "itu hanya makanan pembuka, makanan utamanya ada disini." Katanya sembari menunjuk kearah kedai tersebut.
Jungkook menuruni mobil diikuti Yuna dibelakangnya. Mereka berdua memasuki kedai pinggir jalan pilihan Jungkook. Kedai tersebut ternyata tidak begitu ramai hanya diisi oleh tiga meja pengunjung. Tidak terlalu banyak berbeda dari kedai lainnya, ada dua lampion disudut pintu, lukisan sepasang ikan koi yang tertempel pada dinding dan ada dua penghargaan terbingkai diatas meja kasir. Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri dan mengarahkan agar Jungkook dan Yuna menempati meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...