PART 39

5.6K 803 327
                                    


Halo Moody...

Kabar kalian gimana?

Semoga baik-baik ajah yah..

Moodbooster tersisa beberapa part yang bakal di up di Wp. Nah ini aku kasih Versi fullnya yah. 🤣 nah banyak yang dm katanya Moodbooster aku rombak abis-abisan. Beda ama yang versi lama.

Aku emang sengaja buat rewrite MB dan sedikit ngubah cerita.. kalian tahu kalau MB spesial banget buat aku. Ini karya pertama yang aku buat dan dari sini aku bisa kenal banyak orang di dunia Wp. 🤗🤗🤗 jadi aku usahain sebaik mungkin untuk ini...  Kalian juga tahu kalau MB bakalan diterbitin kan.. aku juga masih ngerjain naskahnya😭 aku benar-benar ingin memberikan semua untuk MB .. jadi, semoga nantinya kalian bakal suka

Dan untuk info lebih lanjut jangan lupa follow instagramnya @yuan_jyyyy aku akan update perkembangan MB Disana. Oke..

Sayang kalian 🤗🤗🤗🤗

_

_

_


Tiga minggu telah berlalu. Helaan napasku terdengar lagi. Aku memandangi kertas yang berada ditanganku kemudian tersenyum tipis— permohonan cutiku disetujui. Aku terpaksa memilih untuk tidak memasuki universitas selama masa kehamilanku, itu akan semakin berat jika sampai seisi universitas tahu aku sedang mengandung. Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi semenjak mereka tahu aku dekat dengan N dan Taehyung sebagian mahasiswa sering menjadikanku pusat perhatiannya. Aku hanya tidak ingin mendengar rumor yang merugikan untuk N dan Taehyung.

Aku berhenti magang untuk sementara waktu, dan itu artinya aku tidak akan bertemu dengan Jungkook lagi. Tiga minggu tanpa Jungkook terasa berat, tapi tidak apa-apa aku yakin ini hanya akan menunggu waktu—sampai aku terbiasa.

Aku berencana untuk meninggalkan apartemen Jungkook, memilih untuk mencari rumah baru. Rumah yang ibu tinggalkan— aku berencana ingin menjualnya. Aku ingin menghindar dari Jungkook, tidak ingin dia menemukanku.

Ponselku terus bergetar dan itu dari N. Aku tahu dia pasti akan memarahiku karena keputusan yang tengah aku ambil. N sedang mengadakan konser di Jepang dan aku tidak ingin mengganggu konsentrasinya. Dia mengkhawatirkanku melebihi apapun, mengirim pesan setiap pagi dan mengingatkanku untuk meminum susu kehamilan, menelepon tengah malam dengan alasan dia tidak bisa tertidur namun aku tahu dia hanya ingin menjagaku hingga terlelap. N tahu aku kesulitan untuk tidur semenjak ibu meninggalkanku.

Aku lebih memilih untuk tidak menjawab telepon dari N kali ini— bukan ingin menghindar, tapi aku tidak ingin merepotkannya terlalu lama. Taehyung juga sering mengirim pesan agar aku tidak melewatkan jam makanku, dan terakhir dia mengirim video dirinya yang sedang pura-pura menangis saat aku tidak ingin memakan apapun seharian.

Aku beruntung bukan?

Ada banyak yang menyayangiku. Harusnya aku bersyukur, bukan mengeluh dalam tangisku. Tapi, semakin hari rasanya semakin sesak. Sesering apapun aku berkata bahwa semua akan baik-baik saja sesering itu pula luka itu terbuka dalam hatiku. Semakin perih setiap harinya.

Aku berhenti tepat pada halte bus dan menemukan Sora yang berdiri menatapku. Aku terkejut, dan langsung mengejarnya ketika dia berlari ingin menghindariku. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan— aku tidak ingin kehilangan seseorang yang aku sayangi lagi.

"Kang Sora. Aku mohon dengarkan aku." Kataku memohon ketika aku berhasil menjangkau tangannya.

Sora tidak bergeming, dia bahkan tidak berbalik menatapku.

MOODBOOSTER  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang