_
_
_
Lima hari telah berlalu semenjak kejadian ciuman kamar mandi.
Jungkook masih terus membayangkan kejadian tersebut. Tersenyum tidak jelas mengingat ekspresi Yuna saat dengan lancangnya dia kembali merebut ciumana gadis itu tanpa permisi.
Jungkook mengendarai mobil menuju apartemennya. Dia mendapatkan jatah libur dan harus pulang untuk mengambil beberapa barang dan pakaiannya. Lagi pula, dia merindukan Yunanya.
Suara pintu apartemennya terbuka.
Jungkook melihat keadaan tempat itu sudah bersih dan rapi. Kakinya melangkah mencari perempuan yang membuatnya gila akhir-akhir ini.
Apa yang sebenarnya terjadi padaku?, dulu aku bahkan tidak ingin melihatnya —— dan sekarang aku sibuk mencarinya.
Jungkook mulai mencari di ruang tengah, dapur, halaman belakang, gudang, dan bahkan kamar mandi. Tapi tetap saja dia tidak menemukannya.
Dimana dia? Biasanya dulu mendengar suara pintu terbuka dia langsung menyambut kedatangan ku.
Jungkook semakin kesal.
Kemana sebenarnya gadis dwaeji ini? tidak mungkin kan jika dia sedang mencari pencerahan di kutub utara, oh ayolah itu tidak lucu.
Jungkook berjalan ke arah kamarnya untuk meletakkan barang barang yang dibawa dari dorm tadi.
Tapi langkah kakinya terhenti bahkan sebelum dia sampai dikamarnya.
Dia melihat pintu kamar Yuna sedikit terbuka. Jungkook membukanya perlahan. Pemuda itu meletakkan tas pada dasar lantai kemudian melipat tangan di dada ketika melihat gadis yang dia cari sedang asik dengan ponsel ditangannya. Tanpa memperdulikan Jungkook sekalipun.
Pertama kalinya. Jungkook diabaikan.
"Permisi. Ada orang disini?" Tanya Jungkook mencoba mengalihkan perhatian Yuna.
Mendengar suara Jungkook dari ambang pintu, Yuna mengalihkan pandangannya sebentar kemudian kembali menatap ponsel ditanganya.
"Oh. Kau sudah pulang?" Yuna berkata tanpa melihat Jungkook.
Jungkook semakin kesal.
Tunggu. Sejak kapan aku diabaikan olehnya? Bukannya dulu aku yang selalu mengabaikannya.
"Apa yang kau lakukan Han Yuna?"
Yuna memutar bola mata jengah.
"Bukan urusanmu."
Jungkook semakin kesal. Dia berjalan kearah Yuna, menarik pergelangan tangan gadis itu hingga membuatnya mau tidak mau berdiri dan mengikuti Jungkook.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan."
Jungkook tidak mengindahkan kata-kata yang keluar dari mulut Yuna. Dia terus membawa Yuna berjalan melewati ruang tengah menuju dapur mereka.
Jungkook melepaskan genggaman ketika mereka sampai di depan lemari pendingin.
"Aku lapar. Masakan sesuatu untukku."
"Apa?!" Teriak Yuna. "Aku tidak mau. Pesan makanan saja sana. Aku bukan pembantumu."
Jungkook tidak menjawab. Dia berjalan mendekati Yuna dengan tatapan nakal ingin melahap. Yuna otomatis memundurkan langkah hingga punggungnya membentur sisi lemari pendingin tersebut.
Jungkook mengusap pipi Yuna menggunakan ibu jarinya.
"Sejak kapan kau berani berteriak di depanku sayang?" Sekarang tangannya turun menuju bibir Yuna, "kau pilih memasak untukku, atau.., kau yang akan jadi makananku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...