PART 23

7.4K 857 140
                                    

_

_

_

Pintu apartemen terbuka. Jungkook melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sandal rumahan melangkah memasuki apartemen ingin menemui Yuna. Rasa penasaran rasa rindu seolah menjadi satu, berbaur bercampur begitu saja. Masih jelas dalam ingatan Jungkook bagaimana pemuda yang merupakan teman gadis tersebut menenangkan Yuna, bernyanyi dan mengusap kepala gadis itu mengantar tidurnya. Jungkook tahu, sebagai lelaki dia tahu cara pemuda tersebut menatap Yuna berbeda—— pemuda itu menyukai Yuna.

Yuna tersentak kaget saat tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka menampilkan Jungkook disana. Dia yang tadinya masih asik menutup seluruh tubuh dengan selimut, tiba-tiba saja terkejut dan manik matanya bertemu dengan milik Jungkook, menatap begitu lama sampai akhirnya dia memutuskan untuk memgakhirinya pertama kali. Menutup seluruh tubuhnya dengan selimutnya kembali. Yuna kesal, cemburu, tidak ingin bertemu Jungkook.

Jungkook menaikkan alisnya, berjalan mendekati ranjang dan duduk disamping Yuna, "apa yang terjadi?" katanya lembut, "kau sakit?"

Yuna mengabaikan. Masa bodoh! Peduli setan! Jawabnya dalam hati.

"Han Yuna kau tidak mendengarku?"

Tidak. Telingaku sedang dipinjam oleh Mr. Potato Head dalam film animasi 'Toy Story'.

"Kau mengabaikanku?" Jungkook mulai geram karena Yuna yang terlihat tidak menanggapinya.

Oh tentu saja. Kau kira hanya kau saja yang bisa mengabaikanku.

Tak kunjung mendapat jawaban, Jungkook menghembuskan nafasnya pasrah. "Han Yuna..,"

Yuna memutar bola matanya, masih setia menutup seluruh tubuh termasuk wajahnya dalam selimut——enggan menanggapi Jungkook. Dia seakan tidak terima saat Jungkook datang tanpa rasa bersalah kehadapannya, menyesalpun tidak. Ingatannya kembali saat dimana dirinya melihat Jungkook dengan Mijo tadi siang, cara pria itu tertawa terhadap Mijo Yuna membenci itu.

"Kau tidak merindukanku?" Lirih Jungkook.

Bagus. Pertanyaan Jungkook kali ini membuat jantung Yuna berdetak cepat, emosinya tiba-tiba saja naik, ingin menendang Jungkook dan berkata aku sangat merindukanmu berengsek, saking rindunya aku sampai membaca pesanmu berulang-ulang kali. Tapi kembali lagi, Yuna bungkam. Tidak menjawab. Emosinya terpaksa ditahan.

Jungkook merotasikan bola mata, menggaruk alisnya dengan jari telunjuk, kemudian menghela nafasnya berat, "baik jika kau tidak merindukanku sebaiknya aku pergi."

"Aaaaaa...., Kenapa?"

Jungkook yang baru saja ingin menuruni ranjang terhenti ketika tiba-tiba saja Yuna menyibak selimutnya, berteriak kemudian duduk diatas ranjang dengan rambut yang sedikit berantakan. Matanya sembab, hidung memerah, keliatan sekali gadis itu baru saja menangis.

Jungkook tersenyum lembut, memutar tubuhnya mengahadap Yuna. "Lihat..., rambutmu berantakan." Katanya sembari memperbaiki rambut Yuna, menyelipkannya kebelakang telinga.

Yuna memandang tajam, "dasar buaya!"

Jungkook melotot kaget, tangannya yang semula berada diatas kepala Yuna turun dengan sendirinya. "A-apa?!" Tanyanya sedikit terkejut dengan apa yang baru saja Yuna katakan.

Yuna mengalihkan pandangan kesamping kiri, melipat tangan di dada. Jungkook yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis, mulai mengerti dengan tingkah Yuna kali ini. Gadisku marah.

"Apa yang sebenarnya terjadi?, kau mengabaikanku."

Yuna tidak terima, dia kembali menghadap Jungkook menatap tajam. "Bukannya kau yang mengabaikanku?"

MOODBOOSTER  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang