_
_
_
_
"Bantu aku!"
Yuna tidak mengerti. Dia yang ditarik kedalam sebuah ruangan dipenuhi oleh beberapa kaca yang berjejer dan alat rias yang tertata rapi. N yang tersenyum hingga menunjukkan gigi ratanya setelah memerintah Yuna — terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.
Yuna semakin jengkel, "bantu pantatmu!" Gadis itu berkacak pinggang, "bisa tidak gunakan sedikit otak kecilmu saat menarikku diantara kerumunan orang. Kau mengundang perhatian N."
N memutar mata jengah, "aku tidak perduli. Tahu apa mereka tentangku."
"Tapi aku perduli, aku tidak ingin menjadi sasaran empuk penggemar fanatikmu nanti. Aku masih sayang pada nyawaku." Kata Yuna begitu jelas.
N mengalah. Dia menghembuskan napasnya kasar kemudian menarik salah satu kursi yang berada di depan kaca agar dia bisa duduk disana. "Baiklah aku mengerti. Mulai sekarang aku akan lebih berhati-hati. Jangan terlalu cerewet. Sekarang bantu aku dulu."
N dapat melihat tatapan penuh selidik Yuna dari pantulan kaca di depannya, "aku hanya ingin kau menjadi coordi noonaku hari ini. Fansign sebentar lagi akan dimulai. Tidak macam-macam. Janji."
Wajah memelas N mampu mengalahkan amarah Yuna. Gadis itu berjalan mendekat kearah N, mengambil ikat rambut yang berada pada pergelangan tangannya dan mengikat rambutnya asal. Dia tahu, bahwa acara jumpa penggemar yang dilakukan oleh universitasnya dengan idol sebagai penggalang dana amal akan segera dimulai. Kasihan juga jika sahabatnya menjadi idol yang tidak terurus nantinya. Yuna mulai beralih pada pelembap kulit yang beradat di sudut kiri meja, menekan secukupnya dan mengaplikasikannya pada wajah N.
"Kau mengkhawatirkan penggemarku, atau Jungkook?"
Tangan Yuna berhenti bergerak. N yang semula menutup mata saat Yuna mengaplikasikan pelembap membuka matanya. Mata mereka bertemu. "Penggemarku atau Jungkook?"
Yuna bingung ingin menjawab apa, sejujurnya dia juga tidak yakin dengan hatinya. Dia sedang mengkhawatirkan keselamatan dirinya dari penggemar N atau takut Jungkook salah paham.
"Tidak usah dijawab." N memutuskan kontak. "Lakukan saja tugasmu." Katanya kemudian.
N tahu jawabannya. Keraguan Yuna mampu menjawabnya. N hanya tidak ingin mendengar bahwa Yuna lebih mementingkan Jungkook dari siapapun. Dia takut. Takut jika hatinya sakit nantinya.
Yuna berdehem mencoba mencairkan suasana mereka yang tiba-tiba menjadi canggung. "Dimana coordi noonamu? Kenapa meminta bantuanku."
"Tidak ingin merepotkannya. Dia sedang mengurusi anggota lain yang sedang melakukan pemotretan hari ini. Lagi pula, kau kan ada. Kalau ada yang gratis untuk apa aku bayar?"
Yuna memutar bola matanya. Sialan sekali. Pikirnya.
"Kau akan datang kan?" Tanya N lagi.
"Iya."
"Untukku atau untuk Jungkook?"
"N."
"Oke. Untukku." Putusnya cepat.
Yuna menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Yuna mulai mengusap wajah N dengan spons bedak dan meratakan pelembap yang dipakaikannya tadi, mengoleskan eyeshadow pada sudut mata N membentuk garis dengan mengikuti garis mata agar terlihat natural dan terkesan tajam.
"Apa impianmu masih sama?" Tanya N lagi.
Yuna menghela nafas, "maksudmu?"
"Menjadi nyonya dari keluarga 'Cha' seperti yang kau katakan dulu." Katanya dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...