_
_
_
Setelah selesai dari kelas yang sangat membosankan tadi. Sekarang aku tengah duduk dibawah pohon rindang yang biasanya tempatku menghabiskan banyak waktu sendiri.Memejamkan mata dan menikmati sinar matahari dan hembusan angin di musim semi ini merupakan kebahagiaan tersendiri buatku.
Begitu banyak yang terjadi. Semua masalah berawal dari Jeon Jungkook—seandainya dulu aku tidak menikah dengannya pasti hidupku akan baik-baik saja.
Aku menghembuskan nafasku dengan berat. Seakan ini pertanda bahwa aku telah lelah dengan semuanya. Aku menatap kebawah dan melihat rumput yang bergoyang diterpa angin musim semi ini.
"Lihatlah Yu, setelah rumput itu diterpa angin beberapa kali mereka tetap kembali ketempat mereka semula. Mereka tak pernah lelah, berhentilah mengeluh, dan semangat!"
Aku menyemangati diriku sendiri berharap dapat mengurangi beban yang ada dihati ini. Aku tidak gila. Sumpah. Aku hanya menyemangati diriku sendiri.
Tiba-tiba saja ada tangan yang menutup mataku dari belakang. Aku sempat terkejut olehnya, tapi setelah aku mencium aroma ini, aku tau ini siapa.
"Sudahlah berhenti main-main aku tahu ini kau."
Aku memegang tangannya yang menutup mataku sambil mencoba melepaskannya— tapi dia masih tetap menutup mataku dari belakang dan aku tahu dia sedang senyum cengengesan. Bahkan aku dapat membayangkan ekspresinya sekarang.
Menyebalkan.
"Yakk! Cha Hak Yeon. Mau sampai kapan kau cengengesan seperti itu?"
Teriakanku membuat tangannya lepas dari kedua mataku.
"Aish. Han Yuna, bisakah kau tidak mengatakan namaku seperti itu, sudah berapa kali ku peringatkan." Ucapnya sambil mengambil posisi untuk duduk disampingku dan merapikan kemeja hitam miliknya.
Aku menatapnya dengan sudut bibirku yang turun dan kedua alisku menyatu.
"Tidak. Aku akan terus memanggilmu seperti itu jika kau tidak berhenti menggangguku."
Lanjutku sambil mengeluarkan lidah seakan aku sekarang sedang meledeknya. Kalian ingat dia? Laki-laki menyebalkan yang selalu ada disekitarku?
"Aku sudah memperingatkan mu. sekarang terima hukumanmu karena sudah mengabaikan ucapanku."
Dia mendekatkan wajahnya ke arahku, dan menatap intens bibirku.
Tunggu. kenapa matanya memperhatikan bibirku.
Entah apa yang dilakukan bocah ini. Dia semakin dekat hingga sekarang aku bisa merasakan deru nafasnya.
"Jangan macam-macam jika kau tidak ingin aku bunuh dan mutilasi sekarang."
Aku meletakkan jari telunjukku di dahinya dan mendorongnya dengan itu. Sampai akhirnya dia bisa menjauh dari wajahku.
Akhirnya. Selamat. Selamat.
Dia tersenyum mendengar ucapanku. Aku memang biasa mengatakan hal-hal gila padanya. Aku tahu dia tidak akan tekejut atau pun heran dengan ucapanku barusan.
"Astaga. Menggemeskan sekali sih." Dia mengacak rambut depanku.
"Yak! Hentikan itu."
Aku berteriak keras dan dia menghentikan aktivitasnya. Dia tersenyum menampakkan deretan gigi rapinya sambil memberikan finger heart kepadaku.
Dia memang sering melakukan ini, entah kenapa itu merupakan rutinitas yang sering dilakukannya padaku setiap hari. Perlahan sudut bibirku terangkat. Amarahku mereda.
Terimakasih karena selalu ada.
Dia kembali tersenyum dan memandangiku yang sedang memperbaiki rambutku yang sudah diacak-acaknya. Setelah cukup puas menatapku, dia mengalihkan pandangannya ke depan.
"N.., dia kembali."
Dapat kupastikan dia cukup terkejut dengan perkataanku barusan.
"Apa maksudmu dengan 'dia'? Jangan bilang kalau——"
Aku hanya mengangguk dan itu menjawab pertanyaannya.
"Bagaimana bisa? Sekarang apa yang akan kau lakukan Yu?"
"Entahlah. Aku juga bingung dengan semua ini, terlalu tiba-tiba menurut ku. Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan sekarang."
Aku menundukkan kepalaku. Seakan ada beban berat yang harus aku selesaikan segera.
Apa aku harus mengakhirinya?
"Tenanglah semua akan baik - baik saja."
ucapnya dengan menenangkan. Aku hanya mengangguk dan berharap apa yang dikatakan N itu benar-benar terjadi.
_______
N yang sedari tadi memperhatikan sahabat kecilnya oh tidak gadisnya. yah dia menganggap Yuna merupakan gadisnya, karena menurutnya Yuna adalah satu-satunya gadis untuknya. Gadis itu selalu ada dan memenuhi pikirannya. Sejak dulu.
Dia mencintai Yuna dari dulu bahkan sebelum penampilan perempuan tersebut berubah.
Dia menatapnya dalam.
N melihat Yuna memejamkan matanya dengan hembusan angin yang menerpa rambut gadis itu sehingga menambah kecantikannya.
Cantik.
Senyumnya perlahan hilang setelah mendengar bahwa 'dia' kembali. Itu membuatnya sangat kesal sekarang. Entah apa yang harus dilakukannya. Dia ingin sekali memiliki gadisnya kembali dan membuatnya bahagia. tetapi kenapa pria itu harus datang lagi?
Yuna melihat jam tangannya sudah menunjukkan waktu makan siang.
Tiba-tiba dia mengingat sesuatu."Astaga, aku harus segera pulang. Ada yang harus ku kerjakan aku lupa."
Yuna beranjak dari tempat duduk nya meninggalkan N sendiri disana.
"Hei. Cha Hak Yeon. Sampai jumpa nanti." Dia berteriak sambil berlari meninggalkan N sendiri ditempat itu.
N hanya bisa tersenyum melihat Yuna meninggalkannya dan berlari seperti itu. Sebenarnya dia tau kenapa Yuna pergi tergesa-gesa.
Dia hanya melihat Yuna seperti itu hanya untuk Jeon Jungkook. Itu membuat hatinya sangat sakit sekarang dan dia hanya bisa menghela nafas melihat Han Yuna lebih mementingkan Jungkook dibanding dirinya.
Sampai kapan kau akan menyadari perasaanku untukmu Han Yuna.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...