__
_
_
Yuna membuka pintu apartemen perlahan. Tenaganya masih lemah, kondisinya belum sepenuhnya pulih walau tiga hari telah berlalu. Masih seperti mimpi, ibunya meninggalkannya tanpa mengatakan apapun. Andai ibunya masih ada pasti dia sangat bahagia saat mengetahui kehamilan Yuna.
Usia kandungannya baru memasuki minggu ketiga, dan dokter mengatakan Yuna harus lebih hati-hati. Tidak boleh memikirkan apapun untuk saat ini— dia harus lebih ekstra untuk menjaganya.
Sora marah. Yuna yang baru saja pulang dari rumah Sora tadi tidak mendapat apapun. Sahabatnya tidak ingin keluar, tidak ingin menemui Yuna dan panggilannya tidak diangkat. Yuna sadar semua salahnya, kebohongannya terlalu besar dan Sora berhak marah. Yuna hanya ingin meminta maaf. Tidak ingin kehilangan Sora.
Langkah Yuna terhenti tepat saat Jungkook keluar dari kamarnya. Tatapannya turun pada tas besar yang Jungkook bawa, Yuna mendongak menatap Jungkook kemudian tersenyum tipis.
"Kau ingin pergi dari tempat ini?" Tanyanya serak.
Rasanya suara Yuna bahkan tidak kuat untuk mengatakannya. Tangannya tiba-tiba saja menjadi dingin, jantungnya serasa diremas kuat—remuk. Jungkook mengalihkan pandangan dari tatapan sayu yang Yuna berikan.
"Kau ingin mengharapkan apa lagi dariku?" Ucap Jungkook dingin. "Akan semakin sakit untuk kita berdua jika harus tinggal ditempat yang sama."
Yuna mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti kalimat klise yang Jungkook ucapkan, walau airmatanya sudah bertumpuk disudut mata— ingin menangis. "Jadi, semua benar-benar akan selesai yah?" Katanya miris.
Jungkook tidak bisa mengatakan apapun. Yuna menunduk, dia meremat bajunya kuat. Jantungnya semakin sakit, dan rasa sakitnya sekarang bahkan sudah memenuhi rongga dadanya. Tidak ada tatapan hangat Jungkook yang kemarin, semua digantikan hanya karena salah paham yang terjadi. Atau— memang pada dasarnya Yuna yang salah paham tentang perasaan Jungkook padanya.
"Aku akan segera mengurus semuanya. Pernikahan ini memang tidak seharusnya terjadi. Kau dan aku terlalu banyak menyakiti orang lain untuk hubungan ini." Jungkook mengatakannya tanpa rasa bersalah, "kau sudah memiliki dua orang pelindung bukan? Kau tidak membutuhkanku lagi."
Jungkook melangkah berjalan menuju pintu keluar melewati Yuna begitu saja, tetapi langkahnya terhenti saat Yuna tiba-tiba menahannya pergi; menangkup tangan Jungkook tanpa berbalik menghadap pria itu.
"Jika—" suaranya terhenti saat rasa sakitnya semakin memenuhi hatinya. "Jika ada sesuatu yang mengharuskanmu untuk tetap tinggal, bisakah kau melakukannya?"
Yuna menyentuh perutnya menggunakan satu tangannya yang lain. Dia hanya ingin memperjuangkan miliknya sekuat yang dia bisa, ingin menahan sebatas kemampuannya untuk yang terakhir kalinya agar dirinya tidak menyesali apapun nantinya.
"Aku memiliki sesuatu yang harus membuatmu untuk selalu bersamaku. Aku memiliki alasan dimana kau tidak boleh membuatku menangis, aku memiliki sesuatu yang akan membuatmu menyesal karena menyakitiku Jung." Yuna tersenyum walau airmatanya tidak bisa ditahan lagi, "tapi aku tidak akan menggunakannya untuk menahanmu, aku ingin kau hidup dalam penyesalan jika suatu saat kau mengetahuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfic[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...