_
_
Seperti yang sudah disepakati aku dan Jungkook akhirnya menikah, tidak ada perubahan yang signifikan dari dalam hidupku selain aku yang sekarang tinggal sendiri. Jungkook lebih sering menginap di dorm mereka dibanding pulang ke apartemennya.
Mungkin aku penyebabnya. Lagi pula siapa yang ingin menikah dengan gadis sepertiku, terlebih itu seorang Jeon Jungkook.
Aku tersenyum kecut sembari memperhatikan cincin putih dengan permata diatasnya yang melingkar ditanganku. Ini tidak berguna sama sekali.
Aku mengalihkan pandanganku keluar jendela bus yang sedang aku tumpangi. Beberapa orang terlihat begitu bahagia, dengan orang tua, teman, bahkan pasangan mereka. Mungkin karena ini masih musim semi.
Berbeda denganku. Setiap harinya aku selalu merasa sendiri, khususnya tiga bulan terakhir ini. Setelah pernikahanku dengannya. Pulang kerumah ibuku? Aku bahkan tidak ingin berpikir seperti itu. Aku tidak ingin membuat mereka khawatir denganku. Cukup dengan sandiwara yang aku ciptakan, yaitu—— aku bahagia dengannya.
Manik mataku tiba-tiba melebar, memicingkan mata memastikan seseorang yang berada di dalam sebuah mobil Van hitam tepat disamping bus ini ketika lampu merah menyala. Itu Jungkook. Dia sedang tertawa senang dengan seseorang disampingnya. Lebih tepatnya itu seorang gadis.
Mereka tertawa bahagia dengan kepala gadis itu yang bersender pada bahu Jungkook. Melingkarkan tangannya pada lengan Jungkook serta mengubah ekspresi ketika Jungkook dengan sengaja mencubit hidung dan pipinya.
Aku menunduk tersenyum miris dengan memutar cincin di jari manisku.
Harusnya aku tidak memasuki dunianya.
Suara dari bus melaju ketika lampu berubah menjadi hijau saat itu juga air mataku menetes dengan sendirinya. Mengasihani hidupku sendiri. Apa mungkin aku mencintainya? Mungkinkah?
"Han Yuna! "
Suara itu membuat langkahku terhenti ketika baru saja turun dari bus dipemberhentian terakhir. Aku tersenyum dan dengan segera mengusap air mata agar dia tidak curiga.
"Kita bolos saja yuk?"
Aku melongo dengan mulut terbuka lebar. Bagaimana mungkin pria yang mendapat peringkat pertama mengajakku kabur dari jam sekolah.
"Apa?" Teriakku pada akhirnya. "Kau sakit?"
Dia menggeleng.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu." Jawabnya sembari mengacak rambut depanku.
"Jangan gila. Kita ada kelas pagi ini. Sebaiknya kita masuk." Kataku sembari berbalik ingin meninggalkannya, tapi dia langsung berdiri menghalangi jalanku.
"Apa karena kau sudah menjadi istri seorang Artis, kau tidak ingin bersamaku lagi. Jeon Jung—hhmmph"
Dengan segera aku menutup mulutnya sebelum dia menyelesaikan kalimat itu. Dia memang tahu bahwa aku sudah menikah dengan Jungkook. Keluargaku dan keluarganya cukup dekat, bahkan sangat. Oleh karena itu hanya dia sahabat yang aku punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...