_
_
_
_
"Hmm..., aku boleh menanyakan sesuatu?"
Jungkook menoleh sebentar pada Yuna kemudian kembali manyantap makanannya. "Tanya saja. Aku tahu kau sudah ingin mengajukan banyak pertanyaan sejak tadi."
Yuna terkekeh. "Hehe. Kau dan Mijo bertengkar?"
Jungkook berhenti mengunyah makanannya sesaat, mengambil minuman soda disisi kanannya kemudian meneguk dengan cepat. "Kau sudah tahu jawabannya." Jungkook mengarahkan sumpitnya pada Yuna, "jangan tanyakan itu lagi."
Yuna menurunkan sudut bibirnya, "tadi katanya boleh..." Yuna mengangkat bahunya. "Tidak adil."
Jungkook meletakkan sumpitnya diatas meja, berdiri dari tempat duduk dan berpindah tepat disamping Yuna— menghadapkan wanita itu kearahnya, "masih kurang jelas. Kau bahkan menyaksikan siaran langsungnya." Jungkook mencubit pipi Yuna gemas.
"Bukan seperti itu... apa karenaku?"
Jungkook tersenyum lembut, "mungkin karena perasaanku."
Yuna memiringkan kepalanya, memutar bola mata keatas— berpikir. "Perasaanmu?"
Jungkook mengacak rambut depan Yuna. "Aku tidak suka saat Mijo menjadi penyebab kau masuk rumah sakit, aku tidak menyangka dia akan seperti itu." Jungkook mengusap-usap lembut tangan Yuna yang sudah berada digenggamannya, "kau ingat saat hari ulang tahunnya?"
Yuna mengangguk, "kau bilang menghabiskan waktu bersamanya?"
"Mijo mabuk berat. Dia mengatakan semuanya, termasuk saat dia menukar makananmu. Emosiku memuncak, aku langsung menghubungi menejernya dan menyuruh menejer Mijo untuk mengantarnya pulang. Aku tidak perduli lagi, yang aku pikirkan hanya dirimu." Jawab Jungkook tulus.
"Apa sakit?" Yuna membalas genggaman Jungkook, "maksudku— aku tahu rasanya saat orang yang paling dipercaya mengkhianati. Rasanya jantungku seperti diremuk tak berbentuk. Hatiku ditusuk berkali-kali ditempat yang sama, dan rasanya dunia menertawakanku karena masih mempercayai dan berharap pada orang yang sama."
Jungkook terdiam. Suasana tiba-tiba menjadi hening. Jungkook dan Yuna sedang berada di salah satu ruangan milik grup Jungkook— menghabiskan makan malam bersama. Yuna sudah mengatakan untuk makan dirumah saja, tapi Jungkook memaksa agar Yuna menemaninya dan bersamanya untuk malam ini.
"Apa aku terlalu sering mengecewakan mu?" Tanya Jungkook tiba-tiba.
"Y-ya?"
"Apa rasanya sesakit itu?" Tanya Jungkook lagi.
Yuna menunduk kemudian tersenyum tipis, "mungkin kau akan tahu rasanya saat kau kecewa terhadapku, saat kau tidak punya pilihan lain selain percaya pada rasa kecewa mu."
"Yu..."
"Kenapa kita jadi membahas ini. Haha. Sudah larut malam, sebaiknya aku pulang."
Baru ingin berdiri dari tempat duduk, Jungkook sudah menarik Yuna kembali— memeluk Yuna. Mendekap erat.
"Jangan pergi. Jangan pernah tinggalkan aku apapun yang terjadi. Maafkan aku jika masih sulit untuk menentukan hatiku, maafkan aku Han Yuna." Lirih Jungkook dalam pelukan.
Yuna tersenyum, mengangkat tangannya keudara membalas pelukan Jungkook. "Aku bisa mengerti, tidak apa-apa. Selama hatiku masih sanggup aku akan tetap bertahan, tapi—jika suatu saat aku lelah, aku harap kau tidak menyalahkanku yang tidak bisa menunggumu Kook. Mungkin saat itu kau akan tahu bahwa hatiku sudah lelah diabaikan dan mungkin perjuanganku telah lelah dibiarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOOSTER (SUDAH TERBIT)
Фанфик[SUDAH TERBIT] Tidak ingin berharap banyak. Aku hanya ingin kau menganggapku ada. Memberiku tempat dimana ada bagian terkecil dari hatimu yang mampu aku tempati. Aku sudah terlanjur masuk kedalam duniamu, walau tanpa ijin darimu. Karena pada dasarn...