Tak semua fenomena alam yang indah akan selalu indah. Terkadang kau tak bisa membohongi dirimu untuk menjadi penilai secara subjektif. Terkadang juga tak dapat dipungkiri bahwa penilaian tak bisa didapat dari indikator yang sama setiap tahunnya.
Sekolah kami, tempat aku dan ia bertemu. Aku tidak tahu apa yang membuatku selalu rindu pada masa silam. Dulu ia lah tempat bercerita di saat sedang terpuruk karena terkhianati cinta—di saat sedih dan tangis. Ia selalu berpikir kecil tentang masalah, namun itulah yang mengajarkanku untuk tetap terus maju dan tidak stagnan pada masalah.
Tapi kini ia telah jauh. Tak ada lagi waktu untuk kita bercerita seperti dulu. Ia bahkan hanya membalas sekilas pesanku.
Perubahan ini kurasakan sejak aku memberi kabar kepadanya bahwa aku telah mempunyai seorang kekasih. Lalu ia mengatakan bahwa ia senang mendengar hal tersebut.
"Selamat Adek, sekarang sudah ada yang menjagamu. Jadi sudah berkurang bebanku."
Entah mengapa ada perasaan lain yang membuat jantung serasa melamban. Aku seperti tidak menginginkan kata-kata itu keluar dari bibirnya.
Aku segera menampik perasaan aneh yang tidak wajar itu. Sipembon sebenarnya telah memiliki kekasih sehingga aku tak perlu untuk mencemaskan ucapan yang keluar dari bibirnya. Aku tak perlu merasa ia telah kecewa dengan keputusanku maupun merasa kehilangan. Apa kau pernah merasakan hujan yang turun ke kepalamu karena keputusanmu untuk mandi hujan malah tiba-tiba mengeringkan hati. Kau bisa berpura-pura berlari riang, tapi bulir hangat yang berderai malah bertengkar dengan rintik-rintik yang sama-sama mendarat ke pipimu.
Aku tak ingin menyakiti siapa pun—meski Sipembon tak pernah memberitahukan kekasihnya kepadaku dan mengatakan bahwa kekasihnya tak mungkin marah atau pun cemburu atas hubungan persahabatan yang terjalin sebagai adik dan kakak ini. Namun sebuah kenyamanan terkadang bisa membuat seseorang lupa dari rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BONSAI
Teen Fiction"Seandainya kau tak pernah menyisakan tanda, tentu aku takkan mencari cara untuk memaknai cinta [sekali lagi]."