Oktober 2017
Semakin kita membicarakan hal yang berujung perasaan dengan mengatasnamakan keingintahuan yang sekedarnya, semakin aku merasa kita masih terbata-bata meyakinkan diri. Aku dengan keraguanku, kau dengan keraguanmu. Aku dengan keraguanku yang meragukan keberadaan perasaanmu kepadaku. Sedang dirimu, aku hanya bisa menilai keraguan tanpa alasan yang perlu dideskripsikan.
"Jalani." Begitu katanya memaknai hubungan kami ini.
Aku menerima itu dengan lega karena memang batas kemampuanku hanya bisa menjalani seperti ini saja. Kukatakan kepadanya malam ini bahwa seven years ago, no result.
"Bagaimana bisa tanpa hasil? Aku sudah mengenalmu dengan baik seperti ini."
Ia menyanggah ucapanku.
"Aku hanya takut tak bisa menjagamu walau aku sangat...."
Ia menjelaskan panjang lebar tentang apa yang tersimpan selama tujuh tahun ini.
"Kau ternyata betah menggunakan jurus ini selama bertahun-tahun."
"We can't guess future."
***
kita mungkin saja bisa rindu
dan takut menggebu hingga membiarkan terjaga tanpa ikatan
bukankah kita tak bisa memastikan takdir?
lantas untuk apa kita tergesa
kita telah berpikir sama
walau terkadang aku ingin berkata
kau mungkin perlu tahu bahwa
seketika kau pergi dan datang dengan seketika
aku baru saja sadar bahwa selama ini aku masih sembunyi
di bilik perasaan yang menyayangimu dalam diam dengan dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
BONSAI
Teen Fiction"Seandainya kau tak pernah menyisakan tanda, tentu aku takkan mencari cara untuk memaknai cinta [sekali lagi]."