Aku ingin menulis cerita malam, seakan sedang bercerita kepadanya meski ia telah tenggelam dalam pulas. Adalah hal yang tak pernah membuatku bosan yaitu menuliskan dirinya-walau sempat vakum-saat itu aku telah memilih penggantinya. Seorang pengganti yang membuatku menyesal bahkan amat menyesal mengenalinya.
Aku perlu tahu banyak tentangnya di sini. Cerita ini hanya untuk ceritaku tentang Bang Dhamar. Aku juga tak ingin mengotori ceritaku dengan cerita yang kukubur dalam bahkan kuinjak-injakkan setelahnya. Semoga kuburannya diterima di sisi-Nya.
Kau adalah harta terpendam. Bahkan aku ingin dendam pada kasihmu. Aku bebal dalam rasa yang tidak pantas. Kau cukup di dalam diamku.
"Kau mungkin seperti tantangan bagi lelaki seperti dia."
"Maksudmu?"
"Aku ini laki-laki. Jika laki-laki terlalu sulit mendapatkan seorang wanita, ia akan terus berusaha sampai mendapatkan. Ketika sudah mendapatkan, ia takkan menjaganya dengan baik."
"Apa kau juga sama seperti itu?"
Bang Dhamar kembali menjadi seorang pendengar sekaligus membuka mataku.
"Tentu tidak, aku tidak susah mendapatkan Adek."
Ia menjawab tanyaku dengan tertawa. Ia mencoba mengajakku bercanda. Tentu saja barangkali ia tak tahu, sudah kerasan aku menyikapi lelaki termasuk dirinya.
"Mengapa lelaki begitu sulit menghargai?"
"Kau tidak pendiam. Jadi kurang segan orang kepadamu."
"Lalu apa aku harus berubah menjadi pendiam?"
"Ya, tidak begitu juga."
"Lalu?"
"Jangan terlalu easy going. Orang bisa jadi mudah nyaman, namun juga takut memilikimu."
"Termasuk diam dengan tulisan-tulisan?"
"Mungkin saja."
Jika untuk mendapatkan keseriusan seseorang aku harus beranjak dari kesenanganku, biarlah aku menyibukkan diri dengan hobi. Hobi tak pernah membuat kita bersedih. Hobi bahkan membuat sukses seseorang. Apakah ada pekerjaan yang lebih bahagia dari pekerjaan di bidang yang menjadi hobi.
Beberapa tahun berlalu, bila dahulu rupanya awal aku memasuki jenjang perkuliahan, sekarang aku adalah seorang mahasiswa tahun akhir. Rupanya, sejarah yang sudah kubenam itu bisa datang kembali ke permukaan. Tentu saja, sebab yang dibenam bukan berarti hilang ingatan. Ia akan muncul ketika kau mengizinkannya muncul.
Walau aku sudah tak ingin lagi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
BONSAI
Teen Fiction"Seandainya kau tak pernah menyisakan tanda, tentu aku takkan mencari cara untuk memaknai cinta [sekali lagi]."