KANS: Masih Tentangmu?

4 1 0
                                        

Januari 2017

Aku ingin menghabiskan waktu bersama angin. Mendengar desirannya. Menikmati sejuknya. Kemudian dengan kata-kataku yang puitis, kuingin merayunya untuk datang menghembus sekali lagi.

Tiada lagi ketiadaan, kecuali ketiadaan ada. Kau barangkali tak pernah mengerti bagaimana seorang wanita menyudutkan diri hanya untuk berlindung dari kelemahannya sendiri. Hari ini sengaja kuatur jadwal pulang dari kampus lebih cepat. Aku ingin berjalan-jalan sendirian sambil memerhatikan dunia. Dunia sekitar. Aku selalu sadar bahwa setiap aku pergi dengan teman-teman aku hanya akan lebih memerhatikan mereka karena adalah cara paling sopan jika diajak bicara ialah melihat siapa yang mengajakmu bicara. Aku tak ingin membiarkan hal itu menganggu kontemplasiku. Aku butuh sendiri saat ini dan memang benar-benar tak menginginkan orang lain tahu bahwa aku sedang berada dalam masalah yang rumit. Hal ini yang tak pernah diketahui oleh orang-orang yang menjadi tempat curhatku.

Sore itu, aku memutuskan pergi ke toko buku untuk melihat-lihat bacaan baru. Barangkali ada yang bisa kubeli untuk menambah koleksi atau saja bazar yang sempat memberikan kepuasan dan kesenangan tersendiri tatkala berhasil mencari buku-buku bagus dengan harga murah.

Biasanya, saat-saat seperti itu masalahku yang kuanggap rumit tadi menjadi lebih ringan. Masalahku adalah pikiranku sendiri. Kecemasan-kecemasan yang kupikirkan untuk menyiapkan suatu keikhlasan dan aku ternyata masih sulit untuk mengikhlaskan.

Sekilas bayangmu menemani

Dan mendadak aku tersadar sendiri

BONSAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang