Prolog

3.8K 111 2
                                    

"Ibay cayang deh cama Ica" ucap seorang anak laki-laki berumur 4 tahun.

"Ica juga cayang cama Ibay" balas seorang anak perempuan yang juga berumur empat tahun.

"Ibay janji deh bakay jagain Ica teyus, Ibay nda bakay ninggayin Ica" kata anak laki-laki itu lagi kemudian memeluk anak perempuan di hadapannya.

"Ica janji, yaki-yaki yang Ica cayang cuma abang, Ibay, cama Papa" Ucap anak perempuan itu. Tiba-tiba anak laki-laki melepaskan pelukan mereka.

"Ica nda cayang Ayah?"

"Oh iya! Ica juga cayang cama Ayah!"

Lalu kedua anak tersebut tertawa bahagia sambil berlarian.

Kalica tersenyum getir mengingat masa kecilnya bersama Iqbaal. Begitu indah. Mereka sama-sama tidak pernah mengingkari janji mereka masing-masing. Ya! Kalica pun begitu. Benar-benar tidak ada laki-laki lain yang ia sayangi selain empat laki-laki yang ia sebutkan sewaktu ia kecil. Terkadang Kalica merasa bingung. Apa ini hanya usaha Kalica untuk menepati janjinya atau sebenarnya juga sudah jatuh hati dengan Iqbaal?

Iqbaal sudah punya pacar, hal itu membuat Kalica yakin bahwa tidak mungkin Iqbaal jatuh hati padanya. Tetapi walaupun Iqbaal sudah mempunyai pacar, Iqbaal tidak lupa pada Kalica dan tetap menjaga Kalica. Itu yang Kalica syukuri. Walaupun hatinya terasa sakit saat melihat Iqbaal bermesraan dengan pacarnya. Tidak ada sedikitpun keinginan Kalica untuk merusak hubungan Iqbaal dan pacarnya.

IbayicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang