Hari ini adalah hari ke 14 setelah kejadian di Kebun Raya. Begitu cepat memang! Begitu berat juga hati seorang Kalica, mungkin juga Iqbaal. Hanya dalam hitungan jam, mereka akan berpisah untuk waktu yang lama.
Malam ini, malam sebelum keberangkatan Iqbaal ke USA. Seperti yang sudah direncanakan, malam ini adalah makan malam perpisahan dengan Iqbaal bersama banyak orang. Kalica tentunya hadir, keluarga Kalica, Keluarga Iqbaal, CJR + Bastian, manajemen CJR, teman-teman sekolah Iqbaal, terkecuali Zidny. Sayang sekali malam ini Zidny tidak bisa hadir karena ada acara keluarga. Tetapi ia berjanji akan mengantarkan Iqbaal ke bandara besok pagi-pagi sekali. Bagi Iqbaal malam ini masih kurang sempurna karena tidak ada Zidny. Ini juga merupakan malam kesedihan bagi Iqbaal dan Kalica karena ini adalah malam perpisahan.
"Le, kamu mau kemana kok buru-buru? Ga bareng aja berangkatnya?" tanya Teh Ody yang keheranan melihat Iqbaal sangat terburu-buru.
"Ale ada janji sama CJR+Bastian sebelum acara, teh. Ale juga mau jemput Ica"
"Oh gitu, yaudah ati-ati ya Le" ucap Bunda
"Iya bun. Oh iya, nanti malem katanya Ica mau nginep disini, sekalian nganter ke bandara besok"
"Yaudah biarin aja dia disini. Biar dia seneng, Le. Besok dia udah harus pisah sama kamu. Pasti dia sedih" jawab Ayah.
"Ehehe iya yah, yaudah Ale berangkat yaa. Nanti Ayah, Bunda, sama teteh langsung aja gausah nunggu Ale" Iqbaal pun mencium tangan kedua orang tuanya beserta kakaknya itu. Lalu ia segera mengambil kunci mobil nya dan bergegas menuju bagasi.
Tujuan pertama Iqbaal adalah menjemput Kalica. Ia sudah berjanji akan mengajak Kalica bertemu dengan CJR+Bastian sebelum acara makan malam. Iqbaal juga meminta Kalica untuk berdandan yang lebih cantik untuk malam ini. Hal itu membuat Kalica sangat senang dan bingung memilih pakaian yang tepat.
Sesampainya di rumah Kalica, Iqbaal memarkirkan mobilnya di bagasi dan langsung masuk ke dalam rumah Kalica.
"Soree, Ma, Pa?" sapa Iqbaal pada orang tua Kalica yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Eh Iqbaal. Kok jam segini udah kesini?" tanya Papa.
"Ini Pa, mau ngajak Ica ketemuan sama CJR+Bastian sebelum makan malam hehehe"
"Oh gituu. Kalicaa, ini Iqbaal udah dateng" panggil Mama dengan berteriak.
"Iya iya ma" ucap Kalica yang terdengar buru-buru.
Iqbaal mengarahkan kepalanya ke arah tangga di mana suara Kalica berasal. Kalica turun dari tangga dengan sangat anggun. Ia menggunakan dress hitam putih selutut yang tak berlengan, ia menggulung rambutnya sehingga terlihat sangat ringkes, ia menenteng tas berwarna peach, dan make up yang sangat natural. Iqbaal dibuat terpukau dengan penampilan Kalica sore ini.
"Baal, itu lho Kalica udah turun. Kamu kok bengong aja" tegur Mama.
"Eh i-iya ma hehe"
"Cantik ya anak Papa, baal?" tanya Papa dengan maksud menggoda Iqbaal.
"Iya pa, cantik banget"
Mendengar jawaban Iqbaal, Kalica tersipu malu, ia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Ya udah Pa, Ma Ale berangkat duluan ya sama Ica" pamit Iqbaal pada kedua orang tua Kalica.
"Iyaa nih. Nanti papa, mama, sama bang Kairo duluan aja kesana ya" sambung Kalica.
"Iya, kalian hatihati"
Iqbaal dan Kalica pun langsung bergegas menuju mobil dan melesat menuju basecamp CJR. Baru saja Kak Patrick mengabarkan bahwa CJR dan Bastian sudah berkumpul. Mobil Iqbaal membelah jalanan ibu kota dengan kecepatan standar. Mata Iqbaal masih sering menengok ke sampingnya, ia sungguh dibuat kagum dengan Kalica. Kalica yang merasa diperhatikan terus pun angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)