2 tahun kemudian
Berada di tengah keramaian memang masih menjadi kelemahan Kalica, tetapi ia bersyukur hal ini tidak separah dulu. Seramai apapun, ia tidak sampai tak sadarkan diri. Hanya saja ia akan merasa sedikit pusing dalam jangka waktu pendek, setelahnya ia bisa leluasa beraktivitas. Karena operasi itu, Kalica tidak diperbolehkan berpikir terlalu banyak, dalam arti memikirkan sesuatu yang membuat dirinya menjadi stress.
"Udah baikan pusingnya?" Tanya Iqbaal sambil memandang cemas Kalica yang mengeluh pusing.
"Udah gak sepusing tadi. Bentar lagi ilang kok. Maaf ya Ica ngerepotin Ibay" jawab Kalica.
"Mana ada ngerepotin. Ica itu tanggung jawab Ibay nih sekarang. Kalo Ica masih sakit kita belanjanya besok aja ya?"
"Yaah, kan udah sampe sini, nanggung dong. Ica gapapa kok, suwer. Nih udah ga pusing. Yuk jalan"
"Yakin? Ibay marah lho kalo Ica bohong"
"Iyaaa, Ica gak bohong kok. Ayo"
Iqbaal menarik tangan Kalica, mengarahkannya untuk memeluk lengannya. Setelah itu mereka melanjutkan untuk berbelanja keperluan mereka. Hari ini memang jadwal mereka untuk berbelanja kebutuhan mereka selama kuliah di Australia. Mereka memang memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dan pilihan mereka jatuh pada Australia. Iqbaal yang cerdas tentu mudah untuk masuk ke universitas disana, tetapi Kalica, ia harus berjuang sedikit lebih keras hingga akhirnya ia bisa kuliah di sana juga. Keluarga mereka tidak mencemaskan apa-apa, karena mereka percaya, Kalica dan Iqbaal bisa saling menjaga.
"Ibaay, Ica mau beli baju yang hangat buat disana. Ibay kan udah punya, Ica belum" keluh Kalica begitu ia kelihat baju hangat yang dipajang di depan toko. Tanpa menjawab, Iqbaal membawa Kalica masuk ke dalam toko itu.
Iqbaal yang lebih berpengalaman tinggal di luar negeri, mengarahkan Kalica apa saja yang harus Kalica punya dan di bawa. Maka dari itu, Kalica belanja lebih banyak dari Iqbaal. Iqbaal tidak mau memperbaharui semua barangnya, hanya yang sudah tidak bisa dipakai saja yang berarti ia harus membelinya lagi.
Setelah selesai dengan urusan belanjanya, mereka berdua memilih segera pulang untuk beristirahat karena keberangkatan mereka hanya tinggal 2 hari saja. Memang belanjanya sedikit mepet, supaya bisa packing tanpa bongkar-bongkar lagi. Kira-kira begitulah yang dikatakan Kalica.
***
Keberangkatan tinggal setengah jam lagi. Seharusnya Iqbaal dan Kalica sudah masuk ke dalam. Tetapi sayangnya hingga saat ini Kalica belum menampakan batang hidungnya. Iqbaal sudah berkali-kali menghubungi Kalica tetapi tidak ada jawaban. Begitu juga dengan Ody yang menghubungi Kairo. Iqbaal cemas bukan main, ia takit terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ibaaaaay" teriak Kalica. Iqbaal pun langsung menoleh dan menghampiri Kalica, membantu Kalica membawa kopernya."Kenapa lama banget sih?" Protes Iqbaal.
"Ih maap. Tadi tuh Ica ngecek-ngecek barang lagi, terus macet juga"
"Yaudah yuk, masuk"
Iqbaal dan Kalica pun berpamitan dengan keluarga. Mama sudah tidak bisa menahan air matanya, karena ini pertama kalinya ia ditinggal oleh anak gadisnya. Ah hiburannya di rumah sudah tidak ada lagi. Begitupun dengan Vanesha yang juga ikut mengantar mereka. Vanesha bukan kehilangan Iqbaal saja kali ini, tetapi juga Kalica. Ingin rasanya Vanesha ikut kesana, tetapi ia memilih untuk menjeda kuliahnya.
Setelah berpamitan, Iqbaal dan Kalica masuk. Mereka berjalan berdampingan. Iqbaal tertawa hangat melihat ekspresi Kalica yang sangat sendu karena harus pergi meninggalkan keluarganya.
"Tenang aja, kan ada Ibay. Ica gausah khawatir" ucap Iqbaal seakan mengerti apa yang dipikirkan Kalica. Kalica hanya menoleh dan mengangguk. Senyum juga ia tunjukan.
"Inget, Ica tanggung jawab Ibay. Ibay akan selalu ada buat Ica, akan selalu jagain Ica. Karena Ibay sayang paket komplit sama Ica. Ica gak perlu khawatir"
"Ica juga sayang paket komplit sama Ibay"
*****
Terima kasih untuk readers aku semuanya. Maaf tapi ini udah epilog huhuhu sebenernya berat mau tamatin, tapi aku takut malah gantung kalian karena kesibukan aku. Terima kasih buat support kalian selama ini buat Ibayica, tanpa kalian cerita ini gak bakalan sukses. Aku bersyukur dengan readers yang aku punya. Aku sayang kalian readersku❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)