8

1.2K 65 0
                                    

Suara barang-barang yang digesekan atau ditumpukan itu mengganggu tidur lelapnya. Perlahan ia membuka matanya dengan sesekali mengucek matanya itu. Ia mengumpulkan seluruh nyawanya dengan matanya mengitari ke seluruh ruangan. Hingga matanya berhenti di satu titik, di pojok ruangan, dimana suara berisik itu berasal.

Kalica mendudukan tubuhnya dan bersandar pada kepala kasur. Ia memandangi Iqbaal yang sudah rapi dan sedang membereskan kembali barang-barang nya. Pelan-pelan ia turun dari kasur, berjalan berjinjit-jinjit agar tidak ketahuan oleh Iqbaal, untung saja kakinya sudah tidak seperih semalam. Setibanya di belakang Iqbaal, Kalica langsung memeluk Iqbaal dari belakang hingga Iqbaal terhuyung ke depan.

Kalica memeluk Iqbaal sangat erat. Iqbaal tersenyum dan memegang tangan Kalica yang melingkar di perutnya. Beberapa detik Iqbaal membiarkan Kalica memeluk dirinya, kemudian ia membalikan tubuhnya menghadapi Kalica, tetapi Kalica masih memeluknya. Iqbaal menangkup pipi Kalica dengan kedua tangannya.

"Pagi Icaa yang bau. Mandi dulu gih"

"Pagi Ibay yang udah wangi. Sebentar lagi yaa, masih mau peluk Ibay"

"Hahaha nanti kita terlambat gimana?"

Kalica tidak langsung menjawab perkataan Iqbaal. Ia menyadarkan kepalanya pada dada Iqbaal dan menghirup aroma Iqbaal dalam-dalam. Baru setelah itu ia melepaskan pelukannya.

"Yaudah, Ica mandi dulu ya"

"Yang bersih" Iqbaal mengucapkannya sambil menempelkan dahinya pada dahi Kalica. Kalica pun langsung mengambil baju yang semalam dibawakan oleh Ody dan mengambil handuk, lalu masuk ke dalam Kamar mandi. Iqbaal pun melanjutkan aktivitasnya membereskan barang-barang nya yang hampir selesai.

*****

Kalica telah siap dengan pakaiannya. Iqbaal sudah tidak ada di kamarnya, ia sudah pamit untuk ke ruang makan duluan. Kini Kalica pun akan menuju ruang makan.

Di ruang makan, ternyata semua telah berkumpul. Kairo pun sudah datang. Mama Papa tidak datang karena mereka semalam, setelah acara berangkat ke luar kota untuk urusan pekerjaan.

"Pagi semuanya, maaf ya Kalica telat keluar" sapa Kalica pada keluarga Iqbaal dan Kairo.

"Iya gapapa, yuk makan buruan, Kal" ucap Bunda.

Kalica pun mengambil tempat duduk di sebelah Kairo, dihadapan Iqbaal. Semua yang ada di meja makan menikmati sarapan pagi ini. Suasana nya cukup menyenangkan, karena hari ini sarapan terakhir Iqbaal di Indonesia bersama keluarganya.

Setelah selesai sarapan, Kairo menyerahkan sebuah album titipan Kalica. Kalica menerima album tersebut dan memberinya kepada Iqbaal. Ya! Itu adalah album yang sejak satu bulan yang lalu di buat oleh Kalica berisi foto-foto Iqbaal dan Kalica.

"Nih Bay. Nanti Kalo Ibay kangen Ica, Ibay bisa buka-buka album ini" ucap Kalica sambil memberikan album itu dengan wajah riangnya.

"Makasih ya Ca. Pasti bakal Ibay bukan terus. Karena Ibay pasti bakal kangen Ica terus" jawaban Iqbaal itu membuat pipi Kalica bersemu merah.

Semua sudah selesai, waktunya berangkat. Iqbaal, Ody, Kalica dan Kairo berada di mobil Kairo. Sedangkan Ayah dan Bunda menggunakan mobil ayah. Barang-barang Iqbaal sebagian ada di mobil ayah dan sebagian lagi ada di mobil Kairo.

Selama perjalanan, Ody berbincang-bincang dengan Kairo. Iqbaal dan Kalica juga berbincang-bincang sambil sesekali memainkan hp mereka masing-masing.

IbayicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang