Montezuma
Iqbaal baru saja selesai dengan tugas yang diberikan oleh gurunya. Sekarang adalah waktu untuk istirahat. Ia berjalan keluar kelas menuju salah satu kelas milik seorang gadis yang beberapa bulan ini menemaninya. Namanya Mikaela. Mikaela yang ia ceritakan pada Kalica malam itu. Mikaela datang saat hati seorang Iqbaal benar-benar gusar dengan jarak. Mikaela mampu membuat beban pikiran Iqbaal berkurang. Dan bahkan hilang, dengan mengorbankan perempuan yang sangat mencintainya.
"Hei, laper?" Tanya Iqbaal sambil tersenyum begitu bertemu dengan Mikaela yang sudah menunggunya di depan kelas.
"Lumayan, yuk ke kantin"
Iqbaal dan Mikaela pun berjalan bersama menuju kantin. Mikaela memang adik kelas Iqbaal, tetapi itu tidak membuat Iqbaal minder dekat dengan Mikaela.
Setelah selesai mengambil makanan mereka, mereka duduk di salah satu meja kosong. Iqbaal dan Mikaela makan bersama sambil mengobrol.
Dddrrrttt
Tiba-tiba hp Iqbaal bergetar. Saat jam sekolah, ia memang selalu menggetarkan hp nya. Tidak seperti biasanya, ia langsung mengambil hp nya dari dalam saku, berharap itu adalah pesan dari Kalica. Berhubung subuh tadi, Kalica benar-benar tidak bisa dihubungi.
Mata Iqbaal terlihat sangat senang mendapati nama Kalica yang tertera di daftar notifikasinya. Tapi sayangnya, mata itu berubah menjadi sendu saat ia membaca isi pesannya.
Icaaa👑
Ica gatau sejak kapan Ibay belajar jadi brengsek. Sekarang Ibay terlihat mahir dengan kebrengsekan. Maaf kalo kata-kata Ica kasar sama Ibay. Tapi kali ini Ica bener-bener kecewa sama Ibay. Ica gak perlu jelasin alesannya apa, Ica yakin Ibay paham.
Iqbaal terdiam membaca pesan dari Kalica. Ia tahu Kalica pasti sangat kecewa. Iqbaal mengarahkan pandangannya pada Mikaela yang sedang asyik dengan makanannya. Ia pun meletakan hp nya ke atas meja dengan kasar.
"Arggghhh" erang Iqbaal pelan sambil menarik rambutnya kasar.
"Iqqi, kamu gapapa?" Tanya Mikaela yang terkejut dan khawatir dengan Iqbaal.
"Aku gapapa, aku balik duluan ya. Ada urusan"
"Hmm oke"
Iqbaal pun pergi dari kantin. Tempat yang ia pilih adalah rooftop sekolahnya. Walaupun rooftop sekolah tak sebagus rooftop asrama, tetapi tetap saja ia menyukai rooftop.
Iqbaal membaringkan tubuhnya, matanya menatap jauh ke angkasa. Ia menerawang pada bayangan wajah Zidny dan Kalica yang sangat gembira. Saat-saat bersama Zidny dan Kalica tiba-tiba terlintas dibenaknya. Pikirannya sangat kacau. Ia merindukan dua gadisnya. Ia sangat amat merindukan Kalica. Tetapi ia juga bersyukur kalau Kalica tidak lagi sesedih dulu. Zidny pun dirindukannya, ia tidak berbohong. Tetapi dirinya telah kalah dengan rindu dan jarak.
Iqbaal memejamkan matanya. Ia tidak bisa terus begini. Ia harus mengambil keputusan. Dan ini semua harus ia selesaikan ketika ia kembali ke Indonesia.
*****
3 bulan kemudian...
Iqbaal menapaki kakinya di tanah yang sangat sangat ia rindukan. Indonesia. Ia berjalan untuk mengambil tasnya. Hari ini ia dijemput oleh Teh Ody dan Bunda. Kalica? Bahkan Kalica tidak tahu tentang kepulangan Iqbaal. Iqbaal ingin memberi kejutan pada Kalica.
"Teteeeh Bundaaa" teriak Iqbaal sambil memeluk erat Teteh dan bundanya.
"Ya Allah dek, bunda kangen banget" jawab Bunda yang sudah mengeluarkan air mata.
"Teteh kangen banget sama kamu" Teh Ody pun tak kalah.
"Jangan nangis dong, aku juga kangen sama teteh sama bunda" jawab Iqbaal sambil mengusap pipi Teh Ody dan Bunda.
"Yaudah yuk, pulang" ajak Teh Ody.
Iqbaal dan bunda mengangguk. Mereka bertiga berjalan menuju parkiran. Iqbaal melihat jam tangan yang melingkar ditangannya. Masih jam 1 siang. Jam 4 nanti Kalica pulang sekolah dan Iqbaal akan menjemputnya sebagai kejutan.
"Bun, Teh, nanti aku mau jemput Ica ya di sekolahnya. Hehehe mau kasih surprise" izin Iqbaal.
"Iya boleh, kasian dia udah kangen banget sama kamu" jawab Bunda.
*****
Mobil hitam milik Iqbaal sudah terparkir di parkiran khusus tamu milik sekolah Kalica. Ia sudah menunggu sejak 15 menit yang lalu. Ia sengaja datang lebih awal agar Kalica tidak pulang duluan.
Kriiiingggg
Bel sekolah baru saja berbunyi. Ia menegakan badannya dan matanya memincing menuju pintu utama. Sudah banyak siswa yang keluar, tetapi matanya belum melihat Kalica.
Tak lama tubuh Kalica yang bisa dibilang kecil itu terlihat di antara siswi-sisiwi yang Iqbaal yakini adalah sahabat Kalica. Iqbaal melihat Kalica yang terkejut sekaligus heran karena Kalica sudah melihat mobil Iqbaal yang terparkir di halaman sekolahnya. Kemudian Kalica berbicara dengan ketiga sahabatnya dengan mata ketiga sahabatnya melihat ke arah mobil Iqbaal.
"Pasti lagi pada heran kenapa ada mobil gue hahaha" batin Iqbaal.
Iqbaal ingin sekali keluar dari mobilnya dan berlari memeluk Kalica. Tetapi ia tidak gila, ia bisa mati dikerubunin siswi-siswi yang ada disini. Untung saja tadi Iqbaal sudah mengabari Kairo bahwa ia akan menjemput Kalica, tetapi Kairo dilarang untuk memberi tahu Kalica. Jadilah sekarang Kalica menunggu Kairo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)