"Abaaang" panggil Kalica yang baru saja turun dari mobil milik Iqbaal, pada Kairo yang sedang mencuci motor kesayangannya.
"Eh udah pulang, Kal. Gimana? Seneng gak?" balas Kairo sambil menggoda Kalica. Pipi Kalica merona saat Kairo menggodanya. Ia tak menjawab pertanyaan Kairo tetapi langsung masuk ke dalam rumahnya.
Tak lama Iqbaal juga keluar dari mobilnya dan menghampiri Kairo. Iqbaal dan Kairo berpelukan layaknya seorang laki-laki. Diam-diam Kairo juga merindukan sosok Iqbaal. Kairo memang sudah menganggap Iqbaal sebagai adiknya sendiri, atau adik iparnya(?) Begitupun sebaliknya.
"Gimana, Baal sekolahnya? Ada cewek yang ngalahin Kalica disana?" tanya Kairo sambil tersenyum menggoda Iqbaal. Kalian ingatkan kalau Kairo tahu bagaimana hati Iqbaal sebenarnya?
"Hahahaha tetep Ica nomor satu, bang" jawab Iqbaal dengan tawa. "Yaudah bang, Iqbaal masuk dulu. Mau ketemu mama" lanjut Iqbaal.
Iqbaal pun masuk ke dalam rumah Kalica. Harum sedap masakan menusuk indera penciumannya. Kini Iqbaal tau, pasti mama sedang masak di dapur. Iqbaal melangkahkan kakinya menuju dapur dan yap, ia mendapati mama sedang masak disana.
"Ma" panggil Iqbaal lembut. Yang dipanggil pun menoleh ke belakang dan spontan mematikan kompornya lalu berjalan menuju Iqbaal dan memeluknya. Iqbaal pun membalas pelukan mama.
"Ya ampun nak, mama kangen sama kamu. Kamu sehat?"
"Iqbaal sehat maa. Mama apa kabar? Iqbaal juga kangen sama mama"
"Mama juga sehat, nak"
"Oiya ma, Iqbaal mau ajak Kalica keluar abis ini"
"Ah iyaa, ajak ajaa. Tadi Kalica juga udah bilang sama mama. Dia terlihat sangat bahagia kamu pulang. Kamu tau? Selama kamu disana, dia tak pernah sebahagia ini"
Ucapan Mama barusan benar-benar membuat Iqbaal berpikir. Apakah sebesar itu pengaruh Iqbaal dalam hidup Kalica? Apa sesayang itu Kalica padanya?
"Hmm hehe nanti juga dia terbiasa, ma. Sama kyak Iqbaal, Iqbaal juga disana gitu"
"Kamu laki-laki, pasti ga separah dia"
"Iya juga sih ma"
"Yaudah kamu susul Kalica ke kamar, dia suka ketiduran sekarang kalo pulang sekolah"
"Beneran ma? Biasanya pulang sekolah kan dia kumpul sama mama sama abang?"
"Itu duluu. Semenjak kamu disana dia lebih banyak tidur. Ya mungkin untuk mengurangi kerinduannya sama kamu. Gih sana, ntar keburu dia lupa mau pergi sama kamu terus tidur"
"Hehehe yaudah ma, Iqbaal ke atas dulu"
Iqbaal meninggalkan mama di dapur, ia menuju kamar Kalica. Sesampainya di depan pintu, Iqbaal mengetuk pintu kamar Kalica.
"Caa" panggil Iqbaal sangat lembut.
"Iya baaay, masuk aja"
Mendengar izin dari Kalica, Iqbaal pun membuka knop pintu dan masuk ke dalam kamar Kalica, tentu tidak ditutupnya lagi.
"Udah siap?"
"Bentar, tinggal sisiran doang"
Iqbaal tersenyum sebagai jawaban. Iqbaal mengamati setiap inci dari diri Kalica. Mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala setelah itu kembali turun hingga wajah Kalica. Iqbaal melihatnya melalui pantulan cermin. Bagi Iqbaal, Kalica memang tidak begitu cantik, tapi wajahnya tidak pernah membuat Iqbaal bosan dan selalu membuat Iqbaal rindu.
Kalica menyadari bahwa sedari tadi Iqbaal mengamati dirinya melalui pantulan cermin. Mata mereka bertemu pada pantulan cermin. Kalica tak menyangka. Sahabat sekaligus laki-laki yang ia cintai kini sudah kembali, walau hanya sementara. Kini rindunya sedikit terobati. Mengingat dulu, separah apa efek dari perginya sang pujaan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)