Tringririririring
"Hallo"
"Ha-hallo Kal"
"Zee, lo kenapa?"
"Lo bi-bisa ke ru-rumah gue ga-gak?"
"Sekarang Zee?"
"I-iya Kal"
"Oke. Lo tunggu yaa, gue langsung berangkat"
Bipp
Kalica langsung bergegas mengambil tas dan dompetnya lalu keluar dari kamarnya. Didengar dari suaranya, Zidny sedang tidak baik-baik saja. Ia rasa Zidny sangat membutuhnya saat ini.
"Maa, Kalica mau ke rumah Zidny ya?"
"Kok tumben?"
"Iya nih, ma. Zidny kyaknya lagi butuh temen cerita deh. Tadi nyuruh Kalica ke rumahnya"
"Oh yaudah, dianter abang ya?"
"Iya deh, bang ayo anterin Kalica"
Kairo yang sedang berkutik dengan laptopnya pun menoleh. Lalu menutup laptopnya. Jika sudah perihal adiknya ini, tugasnya pun akan rela ia tunda. Kairo bangkit dari duduknya dan mengambil kunci motor.
"Yuk, Kal" ajak Kairo
"Yaudah maa, Kalica berangkat dulu" pamit Kalica pada Mama.
"Iyaa, hati-hati yaa. Kairo jangan ngebut"
"Iya ma"
Motor milik Kairo membelah padatnya ibu kota. Sekarang jam menunjukan pukul 4 sore. Dimana ini adalah jam pulang kerja, maka dari itu saat ini sangat macet. Untung saja Kairo membawa motor, bukan mobil.
Akibat macet, Kalica tiba di rumah Zidny 45 menit kemudian. Rumahnya besar dan asri.
"Makasih ya bang. Ati-ati pulangnya"
"Yoi, nanti kalo udh selesai telepon abang yaa. Abang jemput"
"Siap bang"
Kalica pun keluar dari mobil dan berjalan menuju gerbang tinggi rumah Zidny. Kalica menekan bel yang berada di kiri gerbang. Tak lama keliar seorang laki-laki gagah. Jika diligat dari seragamnya, ia adalah satpam.
"Non siapa ya?Cari siapa?" tanya Satpam itu.
"Saya Kalica, Pak. Temennya Zidny"
"Oh gitu, mari masuk non"
Kalica pun masuk ke dalam halaman rumah Zidny, ia mebgikuti langkah kaki satpam tadi.
"Non masuk aja, Non Zidny ada di kamarnya. Dilantai 2, pintunya warna putih sendiri"
"Gapapa nih, pak saya masuk sendiri?"
"Gapapa kok non, bapak yakin non orang baik"
"Hehehe makasih ya, pak. Saya masuk dulu. Oh iya, panggil Kalica aja pak"
"Iya non Kalica"
Kalica berjalan mausk ke dalam rumah Zidny pelan-pelan. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah rumah Zidny. Banyak foto-foto terpajang di dinding. Sepertinya Zidny adalah anak tunggal. Kebanyakan foto-foto Zidny dan kedua orang tuanya.
Kalica menaiki tangga menuju lantai dua. Setibanya di lantai dua, Kalica dengan mudah menemukan kamar Zidny. Perlahan Kalica menghampiri kamar itu. Kalica ingij mengetuk pintu, tapi ia urungkan. Ia mendengar suara isakan dari dalam sana. Perlahan Kalic membuka knop pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)