26

905 66 6
                                    

"Hai dokter Feris" sapa Kalica begitu ia memasuki ruangan dokter Feris, dokter yang selama ini mengurusinya.

"Hai, Kalica. Kamu datang sendiri?" Tanya Dokter Feris karena ia tidak melihat sosok mama dan papa Kalica atau bahkan Kairo yang biasa menemani Kalica kontrol.

"Ah iya, dok. Kebetulan aku sama Ibay kemarin karena ada acara disini" jawab Kalica.

"Ibay?" Tanya Dokter Feris dengan tatapan bingung.

"Oh maksudku Iqbaal. Dokter tau? Iqbaal si anak boyband"

"Oh aku tau. Anak perempuanku sangat menyukai boyband itu, tetapi ia lebih suka pada Kiki yang gendut itu"

"Oh Bang Kiki. Kapan-kapan akan ku berikan surprise untuk anaknya dokter Feris"

"Hahaha terima kasih. Yuk kita periksa"

Kalica pun memulai berbagai pemeriksaannya. Ia sudah hafal beberapa step yang ia lakukan saat kontrol. Jadi baginya, ia sudah bisa datang kontrol sendiri tanpa ditemani keluarganya. Dan hari ini Kalica membuktikan bahwa ia bisa.

Setelah melewati berbagai step untuk pemeriksaan, Kalica memilih menunggunya di ruangan dokter Feris sendiri sambil mengobrol dengan dokter Feris.

"Hei, kamu sedang diperbincangkan di media sosial, Kalica" ucap Dokter Feris sambil meletakan ponsel yang baru saja ia buka.

"Oh ya? Tentang apa, dok?" Tanya Kalica pura-pura tidak tahu.

"Tentang kedekatan mu dengan Iqbaal. Ruapanya kamu kesini untuk prescon ya" ucap Dokter Feris sambil tersenyum.

"Hahaha iya, dok. Ini atas kemauan Iqbaal sendiri"

"Hebat ya dia, sepertinya dia sangat menyayangimu"

"Hahaha begitulah, dok"

Terererereteerrteerrt

Ponsel Kalica berdering, menandakan ada panggilan masuk.
(Maafkan ringtone nya gaes:v)

Nama Iqbaal tertera sebagai Id Caller. Kalica pun mengangkatnya.

"Hallo, bay. Ada apa?" Tanya Kalica setenang mungkin.

"Icaaa. Ica dimana? Jangan buat Ibay pusing karena Ica tiba-tiba ilang"

Suara Iqbaal terdengar sangat khawatir. Kalica pun tersenyum gemas karena kekhawatiran Iqbaal.

"Oh iya! Maafin ya, bay. Ica lupa izin. Ica lagi beli titipan Tata, Gea sama Dini"

"Ica beli dimana? Ibay susul ya?"

"Gausah, bay. Ini udah mau selesai. Abis ini Ica pulang. Ibay tunggu Ica dihotel aja ya"

"Tapi Ibay khawatir"

"Gausah khawatir, Ica baik-baik aja. Janji"

Terdengar helaan nafas dari sana.

"Yaudah, hati-hati. Cepet balik, Ca"

"Siap captain"

Bipp

Panggilan diakhiri. Kalica kembali duduk dan melihat Dokter Feris sudah siap dengan berkas-berkas ditangannya, itu berarti hasil pemeriksaannya sudah keluar.

"Siapa itu, Kalica?" Tanya Dokter Feris.

"Ah Iqbaal. Aku gak bilang kalo mau kesini. Bahkan dia gatau kalo aku sakit" jawab Kalica. Dokter Feris sempat terkejut sebelum ia bertanya lagi pada Kalica.

"Kenapa?"

"Dia lagi banyak kerjaan, dok. Dan dia selalu khawatir sama aku. Jadi lebih baik aku menyembunyikannya supaya dia bisa fokus sama apa yang dia lakukan"

"Kamu anak baik"

Kalica pun tersenyum.

"Ini sudah keluar hasilnya, Kal" ucap dokter Feris.

"Gimana hasilnya, dok?" Tanya Kalica penasaran.

"Hmmm. Kalica rutin ga minum obatnya?" Bukannya menjawab, Dokter Feris malah balik bertanya.

"Rutin kok, dok. Suwer deh" jawab Kalica sejujur-jujurnya dan sepertinya Dokter Feris percaya akan hal itu.

"Kalau gitu, berarti Kalica suka mikir ya? Mikir terlalu lama dan berat?" Tanya Dokter Feris lagi.

"Hmmm maaf dokter. Ada masalah ya sama pembengkakan darahnya?" Tanya Kalica yang sudah merasa tidak enak.

"Pembengkakannya sudah berkembang lebih besar, Kalica. Jika terus seperti ini, kamu harus segera di operasi"

Penjelasan Dokter Feris tentu membuat hati Kalica mencelos. Sakit hatinya. Jika sudah memikirkan penyakitnya, rasanya ia ingin menemui Tuhan dan bertanya mengapa harus dirinya. Tetapi Kalica sadar bahwa itu sudah takdir dan ia harus menjalaninya dengan lapang dada.

"Dokter, Kalica mohon jangan beri tahu keluarga Kalica. Bilang saja, Kalica baik-baik saja" ucap Kalica memohon.

"Lalu bagaimana jika ada apa-apa denganmu? Mereka akan memarahiku, Kalica"

"Aku mohon, dokter. Aku gamau mereka terlalu khawatir padaku dan apa yang kereka lakukan jadi tidak maksimal karena harus terus memperhatikanku"

"Hmmm baiklah. Tetapi kamu harus terus jaga kesehatanmu. Kalau minggu depan kamu periksa ternyata hasilnya membengkak lebih besar lagi, terpaksa aku akan memberi tahu orang tuamu"

"Baik dokter"

"Yaudah, ini hasilnya. Dan kamu boleh pulang"

"Terima kasih, dok. Aku pulang dulu"

***

"Icaaa" teriakan Iqbaal menyambut kedatangan Kalica di kamar hotel miliknya.

"Aduh, bay. Berisik tau" keluh Kalica.

"Lama banget sih. Katanya tadi udah mau selesai"

"Iyaa tadi Ica sekalian ngirim titipan mereka aja lewat pos. Soalnya Ica males bawa banyak-banyak hehehe"

"Lain kali izin dulu sama Ibay, jangan ilang-ilangan aja"

"Siaaap Ibaaay"

"Yaudah ini Ibay beli mie goreng di depan hotel. Makan ya, aku suapin"

"Ibay kok makan mie terus sih, gak baik tau gak?!"

"Hehehe maap yaa, abis kepingin banget"

"Gak boleh makan mie buat seminggu ke depan. Jangan kira Ibay udah di USA terus Ica gatau ya Ibay makan apa aja"

"Iya-iya ampun nyonya. Sini Ibay suapin"

"Makan sendiri aja ah"

"Ih udah disuapin aja. Ica capek"

"Yaudah"

*****

Maaf yaaa pendek hehehe
Vote + comment jangan lupa

❤❤❤❤❤

IbayicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang