"Ibay..."
Semua terkejut. Suasana menjadi hening. Tidak ada suara bisikan isak tangis lagi. Semua melepaskan pelukan mereka, berputar menghadap sumber suara. Iqbaal berbalik perlahan. Ia masih tidak yakin dengan apa yang barusan ia dengar. Suara itu, suara yang ia rindukan.
"Ibay, sinii"
Air mata Iqbaal kembali menetes. Senyumnya terlukis di wajah tampannya. Ia berlari dan memeluk pemilik suara itu dengan begitu erat. Air matanya masih turun, tetapi Iqbaal sungguh tidak peduli dengan itu. Yang ia pedulikan sekarang, Icanya telah kembali.
"Biar Ody panggilin dokternya" ucap Ody kemudian keluar dari ruangan.
Semua senang hari ini. Kalica telah kembali, ia telah bangun dari tidur panjangnya. Kalica sendiri pun begitu senang, pasalnya ia mendengar dengan jelas perkataan Iqbaal tadi. Rasanya seperti mimpi, seperti masih dalam alam bawah sadarnya.
Tak lama dokter datang untuk memeriksa Kalica. Iqbaal mundur beberapa langkah memberi kesempatan dokter memeriksa keadaan Kalica.
"Seperti yang saya katakan, kondisinya semakin baik. Jika kondisinya terus membaik, beberapa hari lagi ia sudah bisa pulang. Tetapi tetap harus melakukan beberapa kali kontrol kesini" jelas dokter itu.
Mama tersenyum bahagia mendengarnya. Ia sangat merindukan anak gadinsya, senyumannya, tingkah lakunya dan lainnya. Kini mama yang memeluk Kalica begitu erat. Mengelus rambut Kalica berkali-kali.
"Anak mama udah bangun. Mama kangen sayangg"
Mama mencium seluruh wajah Kalica. Kalica tersenyum, ia juga rindu ciuman dan pelukan mama. Begitupun dengan Ody dan Bunda yang memeluk Kalica. Iqbaal memilih menemani Kalica, melayani Kalica, memberi semua yang Kalica inginkan. Kalica tentu sangat senang. Walaupun ia ingin membicarakan tentang perkataan Iqbaal tadi, tetapi ia juga merasa bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat.
"Ica mau apa lagi? Mau susu strawberry? Atau roti coklat?" Tanya Iqbaal.
"Iya, Ica mau semuanya. Ica laper" jawab Kalica dengan senang hati.
Iqbaal mengambil semua keinginan Kalica. Menyuapi Kalica dengan telaten. Senyuman tidak pernah hilang dari wajahnya. Sesekali Iqbaal juga mengeluarkan lawakannya yang selalu garing tetapi Kalica selalu suka. Dan Kalica tidak pernah berubah walaupun ia telah tidur selama beberapa hari.
"Kalica, Iqbaal, mama, bunda sama Ody balik dulu ke hotel ya. Nanti sore Sasha sama Kairo dateng, kamu bisa gantian sama mereka, Baal" ucap mama.
"Iyaa ma, gausah gantian juga gapapa, ma. Iqbaal mau sama Ica terus hehehe" jawab Iqbaal.
"Bucinnya keluar dah" sahut Ody.
"Kalica baik-baik yaa sayang. Mama istirahat dulu. Kalau ada apa-apa Iqbaal sama Kalica jangan lupa hubungin kita"
Mereka pun keluar dari ruangan itu, menyisakan Iqbaal dan Kalica. Kalica memandang Iqbaal dalam. Ia berpikir apa yang sebenarnya terjadi selama ia tidur. Mengapa Iqbaal bisa tiba-tiba mengatakan hal itu saat ia bangun? Iqbaal yang ditatap seperti itupun merasa aneh.
"Ada yang mau Ica tanyain?" Tanya Iqbaal sambil tersenyum.
"Ibaaay, beneran cinta sama Ica?" Tanya Kalica dengan nada yang begitu polos. Iqbaal sedikit terkejut dengan pertanyaan Kalica. Tetapi ia tidak mau jadi pengecut lagi, ia harus mengakui semuanya.
"Iya, bener. Ica gak suka ya?" Jawab Iqbaal.
"Enggak, Ica suka kok. Kok bisa?"
"Apanya? Cinta sama Ica? Ibay juga gatau, terjadi dengan sendirinya"
"Oh gituu"
"Ica, juga kan?"
"Hah? Apa sih?"
Pipi Kalica mulai memerah. Ia menyembunyikan wajahnya dengan mengalihkan pandangannya.
"Ica cinta kan sama Ibay? Ngaku aja deh"
"Ih geer"
"Oh gituu. Yaudah Ibay cari cewek lain aja deh"
"Eh jangan"
"Abis gamau ngaku sih"
"Iya iya. Udah kan?"
"Iya apaan? Udah apaan?"
"Ica udah jawab pertanyaan Ibay"
"Gimana?"
"Iya Ica cinta sama Ibaaaay"
Iqbaal tersenyum puas. Ah akhirnya, semua jelas. Kalica tak perlu lagi menyembunyikan perasaan itu. Iqbaal pun tak perlu lagi berkutat dengan perasaan anehnya. Semua sudah terjawab. Entah bagaimana kedepannya, itu adalah kehendak Tuhan. Tugas mereka hanya menjalani saja.
Di Bandung, Rumah sakit, menjadi saksi dimana kisah mereka dimulai, dimana tidak ada yang disembunyikan lagi.
*****
Hahaha maaf emang partnya dikit banget. Ada yang ngira ini end? Wkwkwk tunggu aja jawabannya di part selanjutnya. I love u guysss❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)