Kalica membuka matanya pelan. Sinar matahari menyilaukan pandangannya. Perlahan mata Kalica mengarah ke jam dinding. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Kalica terkejut dan langsung mendudukan dirinya. Ia menyibakan selimutnya dan berlari ke kamar mandi untuk mandi. Waktu 15 menit Kalica habiskan untuk mandi. Setelah mandi, ia segera membenahi penampilannya lalu meluncur ke meja makan keluarga Iqbaal.
"Pagi semuanya" sapa Kalica.
"Pagi" jawab keluarga Iqbaal bergantian.
"Bay, lo kok ga bangunin gue sih?" protes Kalica pada Iqbaal.
"Lah lo kan ga sekolah, ngapain gue bangunin?"
"Siapa bilang gue ga sekolah sotoy? Gue sekolah kali"
"Ya tapi kan lo masih sakit"
"Engga, gue udah baik-baik aja kok"
"Ntar kalo lo pusing gimana?"
"Engga. Udah pokoknya lo makannya buruan, ntar anterin gue ke rumah dulu, baru anterin ke sekolah"
"Ya yah tapi gue rencana mau jemput Zee, Ca"
"Buat pagi ini mohon maaf bay, waktu lo milik gue"
Iqbaal pun hanya bisa pasrah. Ia mengambil ponsel nya dan segera menghubungi Zidny. Ia mengabari Zidny bahwa pagi ini ia tidak bisa menjemputnya karena Ica mendadak mau sekolah. Iqbaal berkata jujur. Untung Zidny bisa menerima itu semua.
Setelah selesai dengan sarapannya, Iqbaal dan Kalica pun segera berangkat.
"Yah, bun, teh, Ale sama Ica berangkat dulu ya" pamit Iqbaal sambil mencium tangan keluarganya.
"Maafin Kalica ngerepotin ayah, bunda sama teh Ody ya" lanjut Kalica sambil mencium tangan keluarga Iqbaal. Lalu keduanya melesat menuju mobil.
"Bay, gue udah punya rencana buat kita selama sebulan kedepan. Kita bakal seneng-seneng selama sebulan dan gue bakal mengabadikan setiap momen kita terus bakal gue jadiin album" ucap Kalica dengan semangat dan senyum bahagia.
"Kita seneng-seneng nya gimana?"
"Jelajah kuliner!!! Itu enak banget!"
"Enak di lo, di gue nyesek"
"Hehehe oke jelajah kuliner dan pokoknya seneng-seneng deh. Boleh ke mall, tapi jangan banyak-banyak. Gak asik"
"Siap Tuan Puteri"
Iqbaal senang bersama Ica. Dia selalu bisa membuat suasana menjadi happy. Ia selalu punya cara untuk melawan kesedihan. Tidak seperti Zidny yang tambah pendiam sejak dikabarkan Iqbaal akan mengambil beasiswa di USA.
*****
"Mamaaaaaa" panggil Kalica saat sudah memasuki rumahnya itu.
"Eh Kalica jangan teriak teriak dong"
"Hehehe maapin ya maa"
"Eh ada Iqbaal"
"Iya, Ma. Ini nganter Ica mau ganti baju terus nganter Ica ke sekolah"
"Loh Kal, kamu sekolah?"
"Iya ma, udah gapapa kok aku"
"Kamu ini susah banget dikasih tau"
"Hehehe"
Kalica pun melesat masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam. Ia juga menyiapkan buku pelajarannya serta memakai sepatu. Setelah selesai Kalica keluar kamarnya dan berangkat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibayica
Teen FictionGatau yaaa bakal kyak gini terus sampe kapan. Gue capek sebenernya mendem perasaan gue sendiri. Tapi gue juga gamau dia jauhin gue. Satu sisi, gue merasa beruntung jadi sahabat dia:) Zanetha Kalica Valley (Proses Revisi ya sayang!)