sisi lain Hwang Hyunjin

20.1K 2.8K 145
                                    

Hyunjin memarkirkan mobilnya di basement sebuah gedung besar. Kayanya kantor gitu.

Setelah gue dan Hyunjin turun, Hyunjin malah buka pintu jok tengah, ngga tau nyariin apaan trus keluar dengan sebuah tas selempang hitam.

Biar gue tebak, kamera?

"Kita dimana?" tanya gue setelah Hyunjin berdiri disamping gue.

Hyunjin senyum, "Tempat kerja gua," jawabnya ceria trus ngegandeng siku gue.

"Ayooo!!!"

Padahal gue belom sempat protes dengan keterkejutan, HAH KERJA????

Hyunjin ngebawa gue ke elevator gedung, trus kita naik ke lantai 3.

Tanpa melepaskan kaitan tangan Hyunjin di siku gue, gue nanya, "Bentar, kerja???"

Hyunjin ngangguk. "Iya," jawabnya singkat.

"Kerja apaan??? Bukannya lo udah kaya??? Bukannya lo mau ngajak gua ke rumah lo buat kenalan sama nyokap? Trus ini apa? Kantor papa lo? Ketemu sama papa???"

Hyunjin awalnya menggeleng atas pertanyaan bertubi-tubi gue. "Pertama, kerja.. ada lah, ntar lo tau," kata Hyunjin.

"Dua," Hyunjin mengacungkan dua jarinya, membuat atensi gue terpusat pada cincin perak yang ada di telunjuknya. "--jangan di sebut kaya lagi, gua gak suka,"

Gue tertegun sebentar, TAPI SIALANNYA HYUNJIN KAGETIN GUE dengan menaikkan nada suaranya pas mengatakan, "TIGA!"

"Mama sibuk, ngga pulang ke rumah dulu, jadi kita pending ya sayangku, gak sabaran ya???" Hyunjin dengan gemesnya nyubit pipi gue.

"GAK SABARAN PALA BAPAKLO???"

Hyunjin terkekeh menanggapi gue, padahal gue lagi bete ini.

"Empat, ini bukan kantor papa dan gak bakal ketemu papa disini." kata Hyunjin, senyum simpul bikin gue terdiam sesaat.

"Udah kejawab semua pertanyaannya?" tanya Hyunjin kemudian.

"Itu cincin apa di telunjuk?" tanya gue kemudian, menunjuk jari Hyunjin yang sempat mencuri perhatian gue.

Hyunjin dengan santainya mengangkat tangannya, menujukkan cincinnya. "Ngg, gak tau, cincin keluarga kok, disuruh pake," jawabnya acuh.

Baru gue mau nanya-nanya lagi, elevatornya berdenting, mengartikan kita udah sampe di tujuan. Bikin pertanyaan demi pertanyaan hilang dari otak gue.

Apalagi Hyunjin kembali menarik gue masuk kedalam area kantor dan ketemu sama bapak-bapak gak tau siapa. Kayanya bos nya.

Keren sumpah, badannya tinggi dan ganteng parah. Seperti produk impor.

"Pak," sapa Hyunjin trus salim, gue ikutan salim.

"Hyunjin," sapa bapaknya hangat. "--sama siapa?"

Bapak didepan dengan nametag Johnny Seo ini melirik gue lalu tersenyum.

"Saya temennya, pak," kata gue, tapi Hyunjin buru-buru menginterupsi.

"PACARKU INI PAK!!!"

Sinting ni anak.














Jadi 'kerja' yang dimaksudkan Hyunjin beneran kerja ini coy. Beneran.

Kata pak Johnny, Hyunjin udah lama desak pak Johnny karena minta di rekrut di studionya, jadi fotografer. Padahal pak Johnny tuh takut diamuk sama bapak Minhyun soalnya memperkerjakan anak dibawah umur. Apalagi ini anaknya HwAng MinHYUN.

Tapi karena kegigihan seorang Hyunjin, jadilah pak Johnny merekrut Hyunjin beneran, namun dengan jam kerja sesuai keinginan Hyunjin sendiri.

Mau lo dateng atau enggak, terserah lo.

Hwang • Hwang Hyunjin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang