Kedatangan Calon Mertua

16.2K 1K 19
                                    

Pagi hari yang cerah dikediaman keluarga Kim. Yerim keluar dari dalam kamarnya lengkap dengan seragam sekolahnya melangkah cepat menuruni anak tangga sebelum ikut bergabung bersama keluarganya yang lain dimeja makan. Tidak ada sapaan seperti yang biasa dilakukan oleh Yerim tiap hari. Ia duduk diam ditempatnya memulai sarapan dalam keadaan hening, hanya bunyi sendok dan garpu yang menemani.

"Hari ini selesai sekolah langsung pulang, jangan kemana-mana," ucap Tuan Kim membuka suara.

Yerim tidak mengiyakan, tidak juga membantah, ia malah meraih gelas berisikan susu coklatnya dan meminumnya sampai tandas, "Yerim sudah kenyang," ucap Yerim menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Habiskan dulu sarapanmu, Yer," sahut Wendy.

"Yerim sudah kenyang, Kak," balas Yerim singkat menyambar tas punggungnya kemudian berlari keluar rumah meninggalkan ayah, kakak ipar dan sang kakak perempuan yang hanya bisa mendesah pasrah menghadapi kelakuannya.

"Dia marah karena ayah menjual mobilnya," ucap Wendy saat memastikan Yerim sudah benar-benar menghilang dari balik pintu.

"Kalau tidak begitu adikmu akan terus berulah, Appa melakukan ini juga karena usulan dari suamimu," balas Tuan Kim berhasil membuat menantunya mendapatkan tatapan mata tajam dari sang istri yang menuntut kebenaran dari tutur kata sang ayah barusan.

Yoongi mengangguk santai, "Kupikir itu jalan terbaik mengingat Yerim yang sering tawuran dan balapan liar menggunakan mobilnya itu. Sudah banyak laporan tentangnya, jika sampai terjadi lagi aku angkat tangan, Sayang, aku tidak akan bisa menyelamatkannya lagi," jelas Yoongi.

Wendy menghembuskan nafas panjang, "Ya sudah kalau memang itu jalan terbaik, aku bisa apa," kata Wendy pasrah, toh, memang adiknya itu sudah diluar batas kewajaran kenakalannya.

.

"Yer," panggil suara yang tak asing lagi. Yerim mendongak dan langsung menemukan lelaki yang ingin ia hindari, siapa lagi kalau bukan Jungkook. Yerim mendengus, merasa kesal sendiri, ia padahal sudah bangun lebih awal dari biasanya agar tidak diantar oleh Jungkook tapi rencana hanya tinggal rencana. Nyatanya pria itu telah berdiri didepan rumahnya.

"Kenapa datang lagi sih, Kak,?" desah Yerim.

Jungkook tersenyum, "melaksanakan kewajiban sekaligus menangih janji," jawabnya.

"Menangih janji," ulang Yerim dengan alis menyatu binggung, "janji apa maksudnya,?" tanya Yerim melangkah menghampiri Jungkook.

"Janji sparing, seperti katamu, aku hanya ingin membuktikan bahwa tidak semua lelaki itu lemah," Jungkook menyunggingkan senyum misterius, "dan aku punya penawaran khusus untuk yang menang maupun yang kalah," lanjut Jungkook.

Yerim terdiam, ia terlihat seperti tengah berpikir panjang tentang perkataan Jungkook.

"Bagaimana,?jangan bilang kalau kau menarik ucapanmu kemarin, Yer?"

"Tidak, kata siapa?" bantah Yerim cepat, "Kim Yerim tidak pernah mengingkari ucapannya," sambungnya angkuh, "katakan saja kapan kita akan melakukannya, aku siap,"

"Pulang sekolah, bagaimana, Yer, kau setuju?"

"Deal,"

Jungkook menyunggingkan senyum seraya membukkakan pintu mobilnya untuk Yerim membuat gadis itu mengernyit melihatnya.

"Kata siapa aku mau pergi bersama Kakak,?" tukas Yerim.

"Bukannya sudah menjadi tugas calon suami untuk menjaga calon istrinya," balas Jungkook polos. Wajah cantik Yerim merenggut mendengarnya.

My Perfect Husband (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang