Delete Chapter II

9.6K 544 172
                                    

Gusrukkk

Gessserrikkkk

Brukkkkk

Suara-suara berisik yang berasal dari lantai bawah berhasil menganggu tidur nyenyak Yerim. Dengan berat hati ia membuka kedua matanya, memasang telinga mendengar kericuhan dibawah sana berusaha memastikan kembali itu bukanlah mimpi.

"Kakak!! Apaan sih, Kak!!"

"Kembaliin dulu, Dek!!"

Yerim mendengus sebal. Apa lagi ini Ya Tuhan padahal masih pagi namun kedua anaknya sudah membuat keributan.

"Ayah..," panggil Yerim membangunkan suaminya.

"Bentar lagi, Bun. Ayah masih ngantuk," gumam Jungkook membalas.

Perlahan tapi pasti Yerim melepas rengkuhan suaminya dari perutnya. Meraih baju tidurnya lalu memakainya dengan cepat kemudian berjalan keluar menghadapi kekacauan diluar sana.

"Bunda, tolong!!!" adu Chaerim berlari menghampiri Yerim lalu bersembunyi dibelakang bundanya. Mencari perlindungan dari kakak Jeongsan.

"Ya ampun, apa lagi ini hah?" pekik Yerim.

"Dek, tidak lucu! Balikin sini cepat!" pinta Jeongsan dengan raut wajah panik.

"Chaerim!! Kali ini apa lagi yang kau lakukan,?" omel bunda Yerim menoleh melirik Chaerim dibelakang dimana Putri bungsunya itu tengah berdiri sembari memegang sebuah amplop ditangan kanannya tapi begitu melihat bundanya sedang menatap dirinya membuat Chaerim cepat-cepat menyembunyikan amplop tersebut ke belakang.

"Apa itu, Chae!!"

"Tidak ada, Bun..," Chaerim menggeleng beralih memandang Jeongsan yang melotot tajam kearahnya.

"Chaerim!" decak sang bunda.

"Tidak ada apapun, Bunda..," tunduk Chaerim takut.

Sreekk

Amplop putih yang disembunyikan oleh Chaerim direbut paksa dari belakang membuat perhatian ketiganya teralihkan pada sang Ayah yang baru saja turun dan masih menggenakan pakaian tidurnya.

"Ayah..," panik Chaerim.

"Punya siapa ini?" tanya Jungkook mengangkat amplop dari pihak sekolah kedua anaknya.

Chaerim semakin menunduk. Rasa takut juga rasa bersalah mulai menyelimuti hatinya.

"Chaerim, ayo jawab Ayah!"

Chaerim menarik nafas panjang, membuangnya secara perlahan sebelum menjawab pertanyaan ayahnya, "Punya Kak Jeongsan, Yah..,"

Dan pada akhirnya Jeongsan hanya bisa mendesah pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya. Sudah dapat dipastikan dirinya akan kena hukuman sebentar lagi.

"Surat panggilan apa ini, Jeongsan?" tanya Jungkook selepas membaca isi dari amplop tersebut dimana setiap kata yang tertera disana penuh penegasan agar orangtua dari yang bersangkutan datang menghadap ke sekolah.

"Maafkan aku, ayah..," sesal Jeongsan.

"Kali ini kasus apa lagi, Nak?" tanya Yerim lembut.

"Jeongsan, ayah bertanya padamu. Kali ini apa yang kau lakukan?" tegas Jungkook menatap putranya.

"Tawuran, Yah..,"

Yerim meringis. Yang ia khawatirkan benar-benar terjadi. Putra sulungnya mewarisi sifat berandalnya dahulu. Ternyata benar kata orang, buah jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya.

Jungkook menghela nafas, "Kak, dalam sebulan sudah empat kali ayah ke sekolahmu, dan ini yang ke lima. Sampai kapan ayah ngabsen disekolahmu, Kak? Terakhir kau berjanji akan berhenti, jika begini Ayah tidak bisa mempercayaimu lagi,"

My Perfect Husband (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang