Pregnant

20.7K 1K 49
                                    

Kedua mata Yerim mengerjap sebelum terbuka mencium aroma Wangi masakan yang berhasil membuat perutnya bergejolak. Mata satunya menangkap sosok suaminya sedang duduk tepat disampingnya sambil memakan sesuatu dari dalam kotak makanan.

"Kak, menjauh dariku sekarang," gumam Yerim mengusir Jungkook.

Jungkook mendongak terkejut mendengar suara Yerim yang baru sadar tapi sudah mengusir dirinya tanpa alasan.

"Kenapa, Sayang?" tanya Jungkook meletakkan kotak makanannya dimeja yang ada disamping tempat tidur Yerim malah membuat gelojak dalam perut Yerim semakin menjadi-jadi. Ia tidak suka dengan bau makanan yang dimakan oleh suaminya.

"Baunya tidak enak, Kak, jangan ditaruh disitu, bawa keluar!" omel Yerim menjepit hidungnya agar tak dapat mencium bau tak mengenakkan tersebut.

"Apa," binggung Jungkook tak mengerti.

Yerim memutar bola matanya kesal, "bawa kotak makanan itu keluar, Yerim tidak suka baunya, sekarang!!" titah Yerim kali ini langsung dituruti oleh Jungkook.

Pria itu dengan gerakan cepat membawa keluar makanan yang belum ada setengah dimakan olehnya, membuangnya ditempat sampah lalu kembali masuk kedalam ruang inap dimana hanya ada keduanya karena yang lainnya baru saja pulang kerumah dan akan kembali lagi besok pagi.

"Sudah dibuang, Sayang, sekarang apa lagi,?" tanya Jungkook sabar mendudukkan dirinya disamping tempat Yerim berbaring saat ini.

Yerim menggeleng berusaha menghilangkan bau tidak enak yang masih samar sebelum tersadar bahwa kini dirinya tidak berada dirumah melainkan sebuah ruangan yang lebih mirip rumah sakit.

"Kak, aku dimana?" binggung Yerim. Jungkook belum menjawab. Ia meraih pergelangan tangan Yerim diatas perut, menggengam lalu memainkannya. Hal yang dilakukan oleh Jungkook membuat Yerim mengernyit,

"Kak," panggil Yerim lagi.

Jungkook mendekat, mencium dahi Yerim lembut dan lama membuat Yerim terpejam,

"Makasih yaa, Sayang," bisik Jungkook melepas ciumannya lalu turun mengecup bibir Yerim.

"Makasih untuk apa,?" tanya Yerim semakin dibuat binggung akan tingkah suaminya.

"Karena telah memberikanku hadiah terindah. Setelah ini keluarga kecil kita akan lengkap," jawab Jungkook. Dahi Yerim berkerut tidak mengerti tetapi itu tidak berlangsung lama karena Yerim mulai memahami maksud dari perkataan suaminya.

"Maksudnya aku..."

"Iya, Sayang, didalam perutmu ada baby Jeon kita," sambung Jungkook.

"Benarkah," Yerim berbinar bahagia tak dapat mempercayai kabar bahagia yang baru saja ia dengar. Jungkook tersenyum, membelai lembut pipi istrinya,

"Mulai sekarang kita jaga dia dengan baik yaa, Sayang, jangan memikirkan perkataan Mamih lagi karena sepulang dari sini kita akan tinggal dirumah Ayah,"

"Lalu bagaimana dengan rumah baru kita, Kak,?"

"Kakak tidak akan tenang meninggalkanmu sendiri, Sayang, jadi untuk sementara kita akan tinggal dirumah Ayah,"

"Bagaimana dengan ibumu, apa tidak apa jika kita tinggal dirumah Ayah,?"

"Ssstt!! Jangan memikirkan hal itu lagi mulai sekarang!!"

----

"Woaaa, istrimu cantik, Kook saat bangun," sapa Yugyeom masuk kedalam ruang inap Yerim tanpa mengetuknya terlebih dahulu membuat Jungkook yang sedang menyuapi Yerim apel yang dipotong olehnya menolehkan kepala kearah pintu.

My Perfect Husband (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang