"Untuk apa kau menemui lelaki itu," tanya Jungkook mengintrogasi Yerim."Aku tidak sengaja bertemu dengannya dijalan, Kak, dia hanya ingin meminta maaf. Hanya itu saja tidak lebih,"
"Tetap saja, apakah pantas seorang wanita bersuami bertemu dengan lelaki lain diluar sana tanpa sepengetahuan suaminya,"
"Kak, jangan berlebihan! itu hanya pertemuan yang tak berarti apapun,"
"Ya, tapi apa tanggapan orang lain tentang itu tidak sama dengan pemikiranmu. Contohnya Jieun, dia sampai berpikir yang tidak-tidak,"
"Aku tidak akan terkejut lagi. Dia ahli dalam melebihkan perkara kecil,"
"Jaga bicaramu, Yer,"
"Aku bicara sesuai fakta,"
"Berhenti melimpahkan kesalahanmu kepada orang lain!! Kau bertemu dengan Jaehyun diluar sana tanpa sepengetahuanku. Itu sama saja kau tidak menghargaiku sebagai suamimu,"
"Oh jadi disini aku yang salah, begitu?" Yerim tertawa paksa, "asal kau tau, Kak, aku tidak betah tinggal disini. Alasan mengapa aku sering keluar karena aku tidak tahan mendengar ibumu menceritakan keburukanku dihadapan Jieun. Gadis itu tidak tau malu, tidak seharusnya dia datang kesini, dirumah seorang pria yang sudah memiliki istri,"
"Dia sudah seperti keluarga disini,"
"Tapi sayangnya dia tidak berpikir demikian," potong Yerim, "kau lupa? Dia itu menantu idaman ibumu, Kak,"
"KIM YERIM!!!!" bentak Jungkook.
Yerim terlonjak kaget mendengar bentakan Jungkook padanya. Selama mereka menikah tidak pernah sekalipun Jungkook berteriak kasar padanya akan tetapi hari ini menjadi pengecualian. Enam bulan pernikahan, dan hari ini Jungkook berteriak marah hanya karena sebuah kesalahpahaman saja.
Setetes air mata jatuh membasahi pipi chubby Yerim. Seumur hidup Yerim tidak pernah dibentak seperti ini bahkan meskipun Yerim berbuat nakal. Ayahnya tidak pernah berteriak kasar terhadapnya.
"Aku hanya tidak tahan jika harus berdiam diri dirumah sementara ibumu tidak pernah menganggap aku ada disini sebagai menantunya," lirih Yerim dengan linangan air mata, "aku bersumpah tidak sengaja bertemu dengan Jaehyun. Dia meminta maaf dan aku memaafkannya. Setelah itu tidak ada apa-apa lagi diantara kami," lanjut Yerim melangkah mundur,
"Maaf," ucapnya terakhir kali sebelum berlari keluar meninggalkan Jungkook sendiri didalam kamar mereka.
Yerim menuruni anak tangga satu persatu sambil menahan air matanya yang terus saja mengalir. Ia sempat berhenti menatap Jieun yang tersenyum puas dimeja makan. Kali ini tanpa mertuanya. Entah kemana wanita paruh baya itu pergi saat ini.
"Sudah ku katakan, kau tidak akan menang, Yerim," ucapnya menyeringai.
Yerim tak membalas ucapan Jieun dan terus berjalan cepat menuju pintu utama..
----
Jungkook benar-benar menyesali perbuatannya tadi. Mengapa dia bisa sampai lepas kendali. Tidak seharusnya ia membentak Yerim sampai istrinya itu menangis dan pergi entah kemana. Uh, jika saja ia mau mendengarkan Yerim lebih dulu mungkin wanitanya itu tidak akan pergi.
Emosi akibat rasa cemburu menguasai dirinya. Jungkook tidak suka miliknya diganggu. Ia mungkin tidak akan bereaksi seperti ini jika itu bukan Jaehyun. Pria yang pernah melecehkan Yerim waktu dulu. Jungkook takut, takut itu semua akan terulang bahkan lebih parahnya lagi perasaan Yerim terhadap Jaehyun.
Tidak! Jungkook tidak akan tinggal diam. Ia harus mencari istrinya sekarang juga. Jungkook menyambar kunci mobilnya dinakas lalu keluar dari kamar tapi saat turun ia mendengar suara ibunya dan Jieun bicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband (Sudah Dibukukan)
Fanfiction(Tersedia dalam bentuk cetak) Order Book/E-book bisa langsung chat Whatsapp.. Apa jadinya jika seorang gadis pemberontak, gemar melanggar perintah dijodohkan dengan seorang pria dewasa, tampan, mapan dan sukses diusia muda yang selama ini selalu m...