(Tersedia dalam bentuk cetak)
Order Book/E-book bisa langsung chat Whatsapp..
Apa jadinya jika seorang gadis pemberontak, gemar melanggar perintah dijodohkan dengan seorang pria dewasa, tampan, mapan dan sukses diusia muda yang selama ini selalu m...
"Yang...," Jungkook menyentuh tangan Yerim membuat pandangan wanita yang tengah menatap ke luar jendela mobil beralih menatap dirinya.
"Hm...," gumam Yerim beralih menatap suaminya.
"Mau lihat rumah baru kita, tidak?"
Kedua alis Yerim menyatu, "rumah?" ulangnya, "rumah yang, Kakak maksud itu kah?" ulangnya memastikan.
Jungkook mengangguk kecil menjawabnya. Ia memang berencana membawa Yerim untuk melihat rumah baru mereka setelah pulang dari rumah kedua orangtuanya.
"Ya jelas mau lah, Kak, ayo pergi sekarang..," girang Yerim antusias.
"Iya, ini juga bentar lagi sampai, Sayang, tidak jauh dari sini,"
Mobil Jungkook melaju dengan kecepatan standar menuju tempat yang dimaksud olehnya kemudian berbelok arah memasuki sebuah perumahan elit yang didepan gerbang besar terlihat dijaga ketat oleh dua orang satpam bertubuh kekar.
"Selamat siang, tuan..," sapa salah satu dari dua satpam itu menunduk hormat menyapa Jungkook yang sudah sering mereka lihat disana.
"Siang...," balas Jungkook ramah melanjutkan menyetir sampai kedalam halaman sebuah rumah luas.
Jungkook turun terlebih dahulu membukakkan pintu mobil untuk Yerim. Menuntun istrinya keluar dari sana dengan hati-hati karena perut membuncitnya membuat wanita itu kesusahan melakukan gerakan lebih.
"Ini dia, bagaimana menurutmu, Sayang?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yerim mendongak menatap bangunan dihadapannya, benar-benar takjub bahkan tak dapat mengeluarkan sepatah katapun saat ini. Rumah dua lantai dengan taman hijau yang sangat indah. Yerim mengernyit, ia merasa sudah pernah melihat rumah ini. Yerim memandang sekeliling sekali lagi merasa perumahan tersebut pernah ia lewati sebelumnya.
"Tunggu, ini seperti,"
Jungkook terkekeh, mengerti akan hal yang membuat istrinya kebinggungan lantas menjawab, "Iya, Sayang, rumah Selgi dan Jimin tidak jauh disini. Mereka berdua yang merekomendasikan perumahan yang belum ditempati orang ini, sebenarnya aku sudah berinvestasi tapi masih tanah kosong belum dalam bentuk bangunan tapi karena ada yang membatalkan pelunasan rumah ini ya sudah ku ambil saja,"
"Oh jadi ditukar dengan tanah kosong itu?"
Jungkook menggeleng, "Tidak, tanah itu tetap atas namaku, aku tidak membatalkannya sedangkan sertifikat rumah ini sudah dibalik nama sepenuhnya milikmu,"
"Ha.., kenapa begitu,? Apa tidak berlebihan memiliki dua rumah sekaligus," gumam Yerim.
"Memang tapi aku memikirkan rumah untuk anak kita nanti agar kelak ketika dia berkeluarga akan dia bisa menempatinya,"
"Kak, adek bahkan belum lahir,"
Jungkook tertawa, menarik Yerim kedalam perlukannya, "Terus, harus nunggu adek lahir dulu baru memikirkan masa depannya? Kakak kerja buat kamu dan adek, Yang, mumpung masih kuat dan banyak rejeki kenapa tidak? ini baru rumah, sebelum menikah Kakak bahkan sudah berinvestasi diperusahaan properti dan sekarang sedang mengurus surat kepemilikan saham empat puluh persen dari perusahaan pertambangan milik teman kakak,"