"Mana kunci mobilmu," ujar tuan Kim menghalau jalan Yerim yang ingin keluar."Ayah mau apa minta kunci mobil Yerim,?" tanya Yerim tetap memberikan kunci mobilnya.
"Mau ayah sita," tukas Tuan Kim mengambil kunci mobil yang disodorkan oleh Yerim, "jangan kau pikir ayah tidak tau kelakuanmu semalam yang kabur dan pergi ke club malam menyusul pacarmu yang tidak baik itu,"
"Namanya Jaehyun, Yah," seru Yerim.
"Ayah tidak peduli namanya siapa, sekarang kamu berangkat sana,"
"Yerim berangkat pakai apa, Yah, kan kunci mobil Yerim disita," keluh Yerim mengerucut lucu.
"Jangan banyak bicara, Jungkook lah yang akan mengantar jemput kamu mulai sekarang. Dia sudah ada didepan sekarang,"
Kedua mata Yerim melebar sempurna, "Tidak mau, Yah, enak saja, Yerim naik taksi saja kalau begitu," tolak Yerim menggelengkan kepala.
"Uangnya dari mana,"
"Ya dari ayah lah," jawab Yerim menyeleneweng menyondorkan tangan kanannya meminta uang pada ayahnya.
"Tidak ada, pemborosan itu namanya, sekarang pergi bersama Jungkook, itu pilihan pertama dan yang terakhir, ayo," tuan Kim menarik erat pergelangan tangan Yerim lalu menuntun anak gadis bungsunya itu keluar menemui Jungkook yang sudah menunggu sejak tadi.
"Ayah kenapa sih," decak Yerim.
Jungkook tersenyum ditempatnya berdiri saat ini, "selamat pagi, paman," sapa Jungkook sopan kepada tuan Kim membuat Yerim mendelik kearahnya.
"Berangkat sekarang saja, nanti Yerim terlambat, Kook," ujar tuan Kim mendorong kecil tubuh Yerim kearah Jungkook.
"Ih, Ayah, apaan sih, Yerim tidak mau ah," kesal Yerim melipat tangan.
"Menurutlah atau kau akan terlambat hari ini,"
Yerim terdiam memikirkan perkataan ayahnya. Benar, jika dia terus bersikeras maka dia akan terlambat ke sekolah. Ditambah lagi hari ini pangisi jadwal pertama adalah guru killer.
Dengan berat hati Yerim masuk kedalam mobil Jungkook. Wajah cemberut saat memandang Jungkook justru membuat pria itu tersenyum.
"Pulang nanti jam berapa, Yer," tanya Jungkook saat sudah masuk kedalam mobilnya bersama Yerim. Pria itu menyalakan mesin lalu perlahan keluar dari pekarangan rumah keluarga Kim.
"Tidak perlu repot jemput Yerim, Kak, Yerim bisa pulang sendiri," balas Yerim kecut.
"Tapi kata paman,"
"Please ya, Kak, Yerim bukan anak kecil lagi, Yerim bisa jaga diri Yerim sendiri," potong Yerim cepat.
"Bener bisa jaga diri sendiri,?"
"Ya bener lah, gini gini Yerim jago bela diri, mau bukti,? Cari lapangan saja, Kak, nanti bakalan Yerim ladenin,"
Jungkook tertawa kecil, benar-benar terhibur mendengar seorang gadis seperti Yerim menantang pria seperti dirinya, "Kau akan menyesal jika melanjutkannya, Yer,"
"Kau takut ya, Kak," tawa Yerim, "tidak heran sih, lelaki kan memang begitu, lemah!"
"Jangan meremehkan kekuatan seorang Pria, Yer atau kau akan menyesalinya nanti," nasihat Jungkook.
"Jangan meremehkan kekuatan seorang wanita juga, Kak jika tidak mau menyesalinya," Yerim membalas mengedikkan bahunya.
Jungkook tertawa lagi. Entah mengapa saat sedang bicara dengan Yerim, ia menjadi pria yang lebih banyak tersenyum untuk hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband (Sudah Dibukukan)
Fanfic(Tersedia dalam bentuk cetak) Order Book/E-book bisa langsung chat Whatsapp.. Apa jadinya jika seorang gadis pemberontak, gemar melanggar perintah dijodohkan dengan seorang pria dewasa, tampan, mapan dan sukses diusia muda yang selama ini selalu m...