44. Curiga

261 10 0
                                    

Alkan menghirup udara segar di sekitar apartemennya. Setelah menyetir selama beberapa menit, Alkan terlihat berjalan di koridor perusahaan cabang. Ia sudah kembali lagi untuk bertugas di sana.

"Selamat pagi Pak Alkan, selamat datang kembali!"

"Selamat pagi semua," sapanya senyum.

"Wah bos kita udah kembali lagi. Pak Alkan, tau gak, Pak Nino itu terlalu menyiksa kita, kita disuruh kerja lembur tiap malam." Heru terkekeh.

"Beneran?"

"Nino terlalu takut sama kamu Alkan, sampe dia kerja begitu keras. Tentunya, dia gak mau kecewain kamu, bener kan Nino?"

"Saya minta maaf Pak."

"Sudah sudah, saya tau gimana Nino. Terima kasih untuk kalian telah bekerja keras selama saya di sana."

Teman Syila bernama Rose berkunjung ke toko kue Syila. Mereka di sana berbincang menceritakan kehidupan mereka masing-masing yang berjalan sungguh lancar. Benar, sangat lancar bagi Syila ketika ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Terutama, mendapatkan cinta yang tiba-tiba ketika ia bertemu dengan Alkan.

"Hai Syil."

"Aduh si Rose. Lo sibuk banget ternyata. Cepet duduk, gue siapin kue yang enak buat lo."

"Lo ngelamunin apa Syil?"

"Ah nggak ko.k"

"Gimana hubungan lo sama si Alkan?"

"Sebenarnya, gue ngerasa takut Rose."

"Takut? Takut apa? Pernikahan kalian kan beberapa bulan lagi."

"Entah kenapa gue ngerasa Alkan gak bahagia sama pernikahan ini."

"Hey jangan bilang begitu, Alkan kayak gitu karena dia belum kenal lama lo. Jadi lo tetap usaha buat Alkan bisa seneng sama lo."

"Caranya?"

"Gue kira lo paham. Nih ya Syil, lo bisa kunjungin Alkan di kantor, bawa makanan buat dia, kalau gak ... lu lo ajak dia ke suatu tempat, biar dia gak bosen gitu."

"Tapi Rose, gue takut kalau ngajak dia duluan."

"Syila, lo suka kan sama dia? Lo jatuh cinta sama dia? Lo gak perlu gengsi kalau lo suka sama dia. Toh, nanti juga kan dia jadi suami lo." Rose memegang tangan Syila begitu senang. Ia menyemangati Syila untuk bisa menaklukan hati Alkan.

"Wah ... thanks banget Rose. Karena sebelumnya gue sempat minder, tapi saat lo datang, gue jadi semangat."

Rama berkunjung ke restoran Hani.

"Hai Han?"

"Rama? Lo ke mana aja gak keliatan, nelpon juga nggak."

"Lo kangen ya?"

"Kangen ngebuli lo Ram."

"Bilang aja lo kangen hehe, maaf Han gue sibuk di kantor."

"Nah, sekarang lo ngapain ke sini?"

"Ya gue mau makan lah, emang gak boleh?"

"Cuma makan aja?"

"Ya terus, emang apa?"

Hani merasa jengkel karena Rama sudah tiga hari tak menghubunginya. Rama pun tak membalas pesannya sejak kemarin. Padahal, di saat mood sedangb hancur, curhat pada Rama adalah obat bagi Hani. Rama menyodorkan sebuah boneka kucing yang dikalungi oleh es krim pada Hani untuk mencairkan rasa jengkel Hani padanya.

"Ramaaaaa lo bikin gue ... seneng ketemu es krim. Ngeselin banget tau gak lo."

"Hehe, gue minta maaf. Gue baru gajian, ini buat lo tung-itung nebus dosa gue deh."

MOONLIGHT (Love in Business)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang