45. Sakit yang kedua kali

299 7 0
                                    

Sebulan berlalu. Pak Deni yang sudah pulang dari Hongkong tersebut begitu bangga melihat proyek yang Alkan pegang berjalan dengan lancar dan sukses. Hal itu membuatnya berpikir bahwa ia tak salah memilih anaknya sendiri untuk menjalankan proyek tersebut.

"Ayah sudah bilang, Ayah percaya sama kamu." Pak Deni menepuk pundak Alkan dengan girang.

"Proyek ini baru setengahnya Ayah."

"Lanjutkan itu! Ayah mau pergi untuk pertemuan."

Pagi hari itu, setelah bangun pagi, Alkan termenung ketika ia menatapi foto Hani lewat wallpaper ponselnya. Di kantor pun, pikiran Alkan tak betah, ketika ia terus teringat akan perasaannya pada Hani karena pernikahannya semakin dekat.

Alkan takut jika Hani lebih dulu tahu akan pernikahannya dan membuatnya sulit untuk bisa mendapatkan kembali Hani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alkan takut jika Hani lebih dulu tahu akan pernikahannya dan membuatnya sulit untuk bisa mendapatkan kembali Hani. Alkan bertekad untuk mengungkapkan perasaannya lagi yang tertahan selama tiga tahun belakangan. Tak ada resiko yang Alkan pikirkan sejak itu, hanya saja ia tak bisa lagi menjauh dari Hani. Alkan memutuskan untuk pergi ke restoran setelah pekerjaannya dirasa selesai. Ia pun tak betah memikul beban pikiran juga perasaannya yang semakin membengkak karena begitu mencintai Hani.

"Hani!"

"Alkan. Kamu gak percaya kalau aku bisa mengelola restoran ini? Laporan udah aku kasih kemarin. Sekarang kamu mau apa lagi?"

"Han, bisa kita bicara sebentar?" Alkan begitu gugup detik itu.

"Soal apa? Apa perusahaan lagi dalam masalah?"

"Bisa kita bicara di luar?"

Hani begitu bingung dengan apa yang Alkan sampaikan padanya. Ia mengikuti langkah Alkan untuk ke halaman belakang resto.

"Mau ngomong soal apa sampe kamu ngajak aku ke sini? Kamu tau, aku ini juga kan sibuk."

"Apa kamu masih sendiri?"

Pertanyaan Alkan membuat Hani melebarkan matanya.

"Kok, kenapa kamu ngomongin itu? Aku kan udah bilang, ngomong sama aku kalau ada kerjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok, kenapa kamu ngomongin itu? Aku kan udah bilang, ngomong sama aku kalau ada kerjaan."

"Please jawab."

MOONLIGHT (Love in Business)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang