Pagi menjelang. Terlihat Alkan di apartemennya masih tertidur. Alarm terus berbunyi untuk membangunkannya.
"Huaaahhh, masih pagi banget, kenapa udah bunyi sih," ujarnya dengan mata terpejam ditambah juga rambutnya yang lusuh. Ia mulai membangunkan setengah badannya.
Alkan merapikan dirinya dan bergegas ke dapur. Ia tahu bahwa ia sekarang hidup sendiri. Alkan sering melupakan jam sarapannya ketika ia selalu telat bangun pergi ke kantor. Semua makanan selalu ia pesan. Jika ada waktu ia pergi ke restorannya sendiri. Namun kali ini, Alkan sedikit melek untuk lebih mandiri sebelum ia pergi ke kantor.
"Apa yang mau gue masak? Di depan cuma ada mie instan, ah gue gak punya waktu buat beli bahan makanan di luar."
Setelah Alkan selesai memasak mie, Nino menelponnya.
"Iya ada apa?"
"Maaf Pak, ada yang sedang menunggu Bapak."
"Siapa?"
"Pak Deni Pak."
"Apa? Ayah?"
Alkan melajukan mobilnya segera setelah mendapat informasi bahwa Pak Deni sedang berada di kantornya. Di dalam mobilnya Alkan terlihat jengkel. Ia segera mungkin menelpon sang Ayah yang datang tanpa diketahui tersebut.
"Halo, Ayah."
"Alkan, cepat ke sini Ayah di kantor kamu."
"Kenapa Ayah gak telpon Alkan dulu yah?"
"Sengaja, Ayah mau beritahu sesuatu, cepat ke sini."
Pak Deni menutup telponnya.
"Ya elah, pake dimatiin segala."
Sampai di kantornya, Alkan melihat Ayahnya sudah menunggu di sofa ruangannya dan ia pun terkejut karena bukan cuma Ayahnya duduk, tapi ... Syila juga ada di sana. Alkan lantas ikut duduk.
"Ayah."
"Akhirnya kamu sampai juga."
"Ayah ada apa? Kenapa tiba-tiba ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT (Love in Business)
Novela JuvenilKetika sebuah bisnis mencampuri kehidupan percintaan antara Alkan dan Hani. Alkan Adiputra, anak pengusaha tajir yang hidupnya mulai bermasalah ketika ia berpisah dengan cinta pertamanya karena sebuah bisnis sang Ayah. Mereka memutuskan untuk berpis...