Sudah dua tahun sejak Rama dan Hani berteman. Rama bahkan menyimpan perasaan tertahan untuk temannya sendiri. Walaupun ia tak pernah tahu bagaimana perasaan Hani padanya. Hari itu Rama menelpon Hani untuk segera menemuinya di sebuah restoran cukup mewah.
"Tumben banget Rama mau janjian di tempat bagus."
Rama melambaikan tangannya setelah Hani sampai di restoran. Setelah belanja, Hani menyempatkan untuk datang ke restoran karena Rama ingin bertemu dengannya di sana.
"Lo dari mana Han?"
"Gue abis belanja dong, nih liat. Udah lama banget gue gak belanja kayak gini. Biasanya tuh sibuk, terus bisanya beli online. Huhh ternyata belanja kayak gini asik juga ya?!"
Rama tersenyum tipis. Wajahnya terlihat begitu gugup bersambung malu di hadapan Hani.
"Ouh iya, katanya ada yang mau lo omongin, apaan?"
Rama sedikit gugup ketika Hani bertanya.
"Hehe, lebih baik kita pesen makanan aja dulu."
"Ouh iya Ram, gue liat ini tadi di sana. Kebetulan ini bagus, kereeen banget, kayaknya kalau dipake lo cocok deh."
"Apa tuh?"
"Nih liat, keren kan. Coba lo pake."
"Lo beli ini?"
"Iya bagus kan, coba cepet pake."
"Kenapa lo beli arloji laki-laki?"
"Itu hadiah, buat lo. Anggap aja itu hadiah dari gue karena gue sempat telat kasih hadiah ulang tahun lo waktu itu. Jadi gue pikir, ini keren bagus cocok buat lo, jadi gue beli."
"Wah bagus banget, kenapa bisa lo punya pikiran kayak gitu? Biasanya lo gak pernah peduli ulang tahun orang lain."
"Ah elo Ram, sesekali gue pengin banget beliin sesuatu buat lo. Siapa tau kan kalau lo keren begini, ada perempuan yang kepincut sama lo."
Rama jatuh canggung ketika Hani terus berbicara.
"Ngomong-ngomong makasih Han, ini bagus. Makanannya udah dateng, cepet dimakan."Setelah mereka proses makan selesai, Rama mulai memberanikan dirinya untuk memberitahu perasaannya pada Hani.
"Hani?"
"Iya ada apa?"
"Gue gak tau apa yang gue lakuin sekarang. Gue gak tau apa yang gue rasain sekarang. Tapi Han, gue ngerasa beda kalau deket sama lo. Selama ini, gue kayak orang bodoh. Gue gak ngerti apa yang gue rasain. Tapi makin ke sini gue rasa gue ... gue suka sama lo Han."
Hani merasa terkejut dengan apa yang Rama katakan.
"Maksud lo apa Ram?" Hani mengerutkan dahinya bingung.
"Saat pertama kali gue kenal lo, gue ngerasa lo cewek yang berbeda dari cewek lainnya. Saat deket lo, gue nyaman Han."
"Tapi Ram kita ini kan........."
"Gue tau kita teman, kita bahkan udah jadi sahabat. Tapi apa gue gak boleh suka sama lo? Gue gak boleh cinta sama lo?"
"Tapi Ram, gue ... gue gak bisa, kita udah lama jadi teman. Dan gue juga menganggap lo itu teman baik gue. Sahabat baik gue selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT (Love in Business)
Fiksi RemajaKetika sebuah bisnis mencampuri kehidupan percintaan antara Alkan dan Hani. Alkan Adiputra, anak pengusaha tajir yang hidupnya mulai bermasalah ketika ia berpisah dengan cinta pertamanya karena sebuah bisnis sang Ayah. Mereka memutuskan untuk berpis...