Syila memikirkan tentang apa yang terjadi padanya dengan Alkan saat ini.
"Kenapa disaat aku bisa mencintai seseorang, aku gak pernah dapatin itu," gumam Syila melamun.
Syila mengundang seluruh temannya untuk datang ke pesta ulang tahunnya. Syila berencana menggelar pesta sekaligus pengumuman pernikahannya pada semua orang yang akan dilaksanakan di waktu dekat. Alkan mendengar tentang itu semua, tapi Alkan tidak bisa berbuat apa-apa lagi sat ini. Cinta dan bisnis, sungguh membuatnya begitu prustasi. Ia seperti orang yang telah kehilangan satu jiwanya. Merasa segan untuk menjalani kehidupan, namun ia pun tak siap mati jika ia tak mendapatkan cintanya kembali.
Syila mengundang Hani untuk datang ke pestanya. Saat itu Hani tidak tahu bahwa Syila sudah mengetahui semua tentangnya. Syila sengaja menutupi semua itu demi cintanya pada Alkan terwujud.
"Aku pasti datang Syil." Hani tersenyum.
Syila sebenarnya iba melihat Hani yang sudah menjadi teman baiknya itu selama ini. Namun, karena cinta, Syila akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Alkan.
Syila pun mengundang Rama yang sedang makan di Moonlight resto hari itu.
"Pesta ulang tahun?"
"Datang ya Ram, Han. Aku sangat harapkan kalian datang."
"Oh iya, kami datang kok."
Dengan wajah tertunduk sambil senyum, Syila lantas pergi dari restoran setelah menyerahkan undangan party.
Selesai makan, Rama begitu penasaran dengan ekspresi Hani. Hani tertegun diam dengan tertunduk.
"Lo yakin mau dateng ke acara itu Han?"
"Iyalah Ram, Syila temen baik gue."
Rama menatap Hani yang tengah memaksakan perasaannya lagi dan lagi. Hal itu bahkan sudah bisa Rama lihat dari wajahnya yang menyimpan banyak rahasia hati.
"Biar nanti gue temenin ke sana."
"Makasih Ram," sahut Hani senyum tipis.
Malam tiba. Pesta ulang tahun Syila dimulai. Semuanya sudah berkumpul, termasuk Ayah Syila dan juga orangtua Alkan datang. Bu Fika merasa perasaannya sangat tidak enak. Mereka duduk di kursi depan.
Hani datang dengan Rama. Alkan melihatnya dengan sendu bercampur emosi. Syila memulainya dengan meniup lilin, dan Alkan kemudian disuruh naik oleh Ayahnya untuk memberikan hadiahnya.
"Ini, selamat ulang tahun!"
Syila tersenyum senang.
"Terima kasih!"
Semua orang memberi tepuk tangan untuk Syila dan Alkan, termasuk Hani sendiri yang meihat mereka dari kejauhan.
Rama menatap Hani yang begitu fokus pada Alkan dan Syila. Melihat Hani, Rama sungguh tidak tega, dan membawanya untuk keluar ruangan. Saat itu, Rama membawakan segelas minuman untuk Hani.
"Pestanya bosenin ya Han?"
Hani hanya tersenyum tipis. Ruangan yang penuh dengan dinding kaca, Alkan melihat Hani bersama Rama dari dalam ruangan lewat dinding kaca itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT (Love in Business)
Fiksi RemajaKetika sebuah bisnis mencampuri kehidupan percintaan antara Alkan dan Hani. Alkan Adiputra, anak pengusaha tajir yang hidupnya mulai bermasalah ketika ia berpisah dengan cinta pertamanya karena sebuah bisnis sang Ayah. Mereka memutuskan untuk berpis...