Hani dan Syila semakin dekat saja. Syila sekarang lebih sering untuk menemui Hani. Sementara Alkan di kantornya mengingat saat ia mendapatkan boneka pertama dari mesin boneka, dan bahagianya ia saat memberikan boneka itu pada Hani. Mereka bahkan seperti kencan tak sengaja. Alkan tersenyum sendiri di kantor. Kebetulan waktu itu sedang meeting para karyawan.
"Kenapa tuh Pak Alkan, kok senyum-senyum sendiri?" bisik Heru.
"Tau tuh, aneh banget. Sumpah gue udah lama kerja sama dia, tapi gak bisa nilai dia itu orang kayak gimana," sahut Dena.
"Mungkin lagi jatuh cinta kali," sahut Nisa.
Dena dan Heru langsung menatap ke arah Nisa dengan cepat.
"Haha jatuh cinta? Sama calon istrinya sendiri?" bisik Heru.
"Maybe," sahut Nisa.
"Udah udah fokus," ucap Dena.
Nino merasa aneh dengan Alkan yang tersenyum sendiri. Ia langsung menyenggol lengan Alkan dan membuatnya tersadar. Melihat semua karyawan menatapnya, Alkan jatuh canggung. Meeting selesai, Nino dan Alkan meminum secangkir kopi di sela-sela waktu.
Mereka membicarakan masalah proyek yang ditunda.
"Pak Alkan, kapan proyek itu dimulai lagi?"
"Saya rasa, harus dapat lebih banyak sponsor. Proyek itu bener-bener ngabisin banyak budget. Saya tau Ayah pasti niat banget bikin ini. Resto mewah dengan desain Eropa juga punya tiga lantai, aneh kalau gak ngeluarin bagdet yang tinggi, karena itu kita harus bener-bener kerja dan juga rajin cari investor."
"Saya sependapat. Saya yakin Pak Alkan bisa membangun itu."
Malam hari tiba, Hani sudah siap untuk tidur. Ia menatap boneka yang Alkan berikan padanya. Boneka beruang berwarna biru itu telah menguras usaha Alkan. Tanpa sadar, Hani tersenyum seraya memegang boneka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT (Love in Business)
Fiksi RemajaKetika sebuah bisnis mencampuri kehidupan percintaan antara Alkan dan Hani. Alkan Adiputra, anak pengusaha tajir yang hidupnya mulai bermasalah ketika ia berpisah dengan cinta pertamanya karena sebuah bisnis sang Ayah. Mereka memutuskan untuk berpis...