60. Dilema

246 10 0
                                    

Rama turun dari mobilnya segera mungkin. Ia berlari menuju rumah Hani untuk meminta penjelasan dari apa yang sudah Rama ketahui.

 Ia berlari menuju rumah Hani untuk meminta penjelasan dari apa yang sudah Rama ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han ... Hani ... Han." Rama memencet bel rumahnya, namun Hani tak kunjung keluar.

"Apa dia belum pulang ya? Baiknya gue telpon dia," gumamnya.

"Han, lo di mana?"  Rama meringis merasakan kesenduan setelah tahu rahasia gadis yang selama ini ia cintai.

"Gue di taman, teman gue baru aja pergi, gue baru mau pulang."

"Nggak, lo tunggu di sana, biar gue yang nyusul lo."

Beberapa menit kemudian, Rama sampai ke taman. Terlihat Hani yang tengah duduk di kursi taman dengan tenang.

"Rama? Ada apa sama lo? Kok lo buru-buru sih?" Hani bingung melihat Rama yang terengah karena menghampirinya.

"Han, gue mau bicara sama lo."

"Soal apa?"

"Orang yang pernah lo cintai itu .... Alkan kan?" Mata Rama memicing tajam menatap Hani dengan kesenduan.

Mata Hani melebar kaget. Hatinya pun ikut juga terkejut. Hani memalingkan wajahnya dari Rama. Ia tak habis pikir bahwa Rama bisa mengetahui rahasianya. Namun, rahasia tetaplah rahasia yang suatu saat nanti pasti terbongkar. Hani tertunduk sendu karena berita yang Rama bawa sungguh membuatnya malu di depan Rama. Hani bungkam di depan Rama tanpa menjawab.

"Gue mohon sama lo Han, tolong jawab. Orang itu Alkan, iya kan?" Rama malah meninggikan suaranya untuk meminta jawaban. Karena sungguh, jika itu benar, hatinya akan sangat sakit.

"Iya!" Air mata Hani mulai mengalir menatap Rama.

Rama menatap Hani kaget. Ia tertegun sesaat dengan mata berkaca tak habis pikir. Rama menundukkan kepalanya dengan mata memencar pada kekosongan. Ia tak tahu lagi harus merasakan apa saat itu. Jujur, hatinya begitu sakit ketika Hani mulai menjawabnya. Rama terduduk lemah di kursi taman dengan refleks.

"Gue sama Alkan, pernah menjalin hubungan. Tapi itu dulu."

"Kenapa lo gak pernah bilang sama gue Han? Lo anggap gue ini apa? Bahkan lo ketemu lagi sama Alkan dan berpura-pura jadi teman baik yang udah lama kenal. Han, kenapa lo lakuin ini?"

Hani mulai menangis. Air matanya mengalir banyak membasahi wajah lembutnya.

"Gue minta maaf Ram. Bukan maksud gue nyembunyiin apapun dari lo. Tapi, gue cuma mau lepas dari masalalu gue, yang bahkan udah nyakitin gue Ram. Gue mau lupain semuanya."

"Karena apa kalian putus?" Pertanyaan Rama membuat Hani tertegun kaget. Ia sungguh tak ingin Rama mengetahui alasan hubungan ia dengan Alkan berakhir.

"Ada sesuatu yang terjadi. Dan kami emang harus putus."

Rama menoleh menatap Hani yang duduk di sampingnya.

"Gimana perasaan lo sekarang?"

Hani tertegun menatap Rama dengan aneh.

MOONLIGHT (Love in Business)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang