Hancurlah sudah kehidupan Alkan. Ia memutuskan untuk pergi dari Apartemennya. Alkan pindah ke sebuah desa yang jauh dari perkotaan, untuk sekedar menenangkan dirinya. Nino bingung dengan semuanya. Akibat dari peristiwa itu, karyawan perusahaan cabang bekerja tanpa seorang Direktur, dan semua kuasa dipegang oleh Pak Deni.
Pagi harinya, Nino kembali ke Apartemen Alkan. Pintu Apartemen masih terkunci. Ia pun mencoba memukanya dengan kunci cadangan yang memang ia pegang untuk membangunkan Alkan, jika Alkan terlambat. Seisi Apartemen terlihat kosong. Hal itu mengejutkan Nino. Ponsel Alkan tiba-tiba menjadi tidak aktif. Nino menanyakan semua karyawan, namun mereka tak tahu menahu soal kepergian Alkan yang entah ke mana. Semua orang panik dan membantu Nino mencari Alkan di setiap ruang.
"Ketemu?"
"Tidak Pak!"
"Saya akan hubungi Hani."
Resa mendengar info bahwa Alkan dicabut jabatan dan dia pergi entah ke mana. Hani pun terkejut mendengar berita tersebut.
"Apa kamu bilang?"
Nino kemudian datang tiba-tiba. Ia menjelaskan secara detail pada Hani dan Resa di restoran. Hani pun akhirnya ikut menjadi panik dan mencoba untuk menelpon Alkan.
"Ke mana Syila pergi?"
"Nona Syila, sudah terbang ke Jerman. Dia dikirim untuk belajar di sana oleh Ayahnya."
Hani tertegun kaget karena berita itu. Ia pun keluar dan mencoba mencari Alkan ke setiap tempat. Hani lantas pergi ke taman belakang, ia pun tak menemukan Alkan di sana. Kaki Hani teerhenti untuk melangkah. Ia pun mulai menangis di sana.
"Sudah kak, biar kita bicarain lagi nanti, ayo pulang."
"Semua ini gara-gara aku Sa, Alkan gak akan kayak gini. Ini semua gara-gara aku, harusnya aku gak pernah kembali lagi ke resto."
"Kak, udahlah, ini bukan salah kakak."
**
Mata Pak Deni melotot ketika melihat berkas-berkas Alkan tahu kalau Hani pun menjadi manager untuk restoran cabangnya. Hal itu sungguh mengejutkan Pak Deni. Ia pun tak habis pikir bahwa Alkan diam-diam membawa gadis itu kembali. Seluruh kejadian pun, ia kaitkan pada Hani. Pak Deni merasa, batalnya pernikahan Alkan adalah campur tangan Hani. Pak Deni yang begitu emosi, lantas memanggil Hani untuk menghadapnya saat itu.
Hani terduduk diam di depan Pak Deni.
"Jadi selama ini kamu kerja dengan Alkan?"
"Iya Pak." Hani tak segan menjawab.
"Kenapa kamu kembali lagi ke sini? Bukannya kamu sama keluarga kamu udah pergi dari sini? Apa Ayah kamu yang menyuruh kamu?"
"Nggak Pak, Ayah gak tau soal ini. Aku dan Alkan bertemu itu secara kebetulan dan tanpa disengaja."
"Alah, Alkan gagal menikah gara-gara kamu. Lebih baik kamu pergi dari sini. Kamu gak usah deketin Alkan dan gak usah kerja lagi, karena kamu saya pecat hari ini. Saya gak mau anak seorang koruptor berani mendekati anak saya."
"Dia cuma Ayah saya. Dia bukan koruptor. Saya bahkan lebih percaya sama Ayah saya dibanding diri saya sendiri. Dan Alkan, Bapak melarang Alkan buat jatuh cinta, tapi Bapak selama ini gak pernah ngerti perasaan anak Bapak sendiri. Alkan orang baik. Alkan gak pernah salah. Dan saya percaya sama Alkan. Dia bahkan bersedia buat menikahi perempuan itu walau dia gak pernah mencintainya. Saya yakin, pasti ada seseorang yang mau menjatuhkannya. Selama ini, Bapak hanya fokus pada perusahaan dan uang. Uang bisa membeli segalanya, tapi tidak dengan kasih sayang. Asal Bapak tau, Alkan sayang sama Bapak melebihi dirinya. Dia berusaha melakukan yang terbaik demi Bapak, tapi Bapak gak pernah melihat dia sebagai anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT (Love in Business)
Teen FictionKetika sebuah bisnis mencampuri kehidupan percintaan antara Alkan dan Hani. Alkan Adiputra, anak pengusaha tajir yang hidupnya mulai bermasalah ketika ia berpisah dengan cinta pertamanya karena sebuah bisnis sang Ayah. Mereka memutuskan untuk berpis...