Apa aku bisa menjadi seperti apa yg mereka inginkan?
Tolong berhenti mengatur ku,aku bukan boneka atau robot yg di rancang khusus untuk melakukan kemauan kedua orangtua ku.Aku bisa lelah.
Aku bisa menangis.
Itu suatu hal yg wajarkan,aku manusia jadi seharusnya itu biasa."Kemasi barang barang Nadine,"
Titah Ayah pada seorang asisten rumah kami (inah)."Baik tuan.."
Bik inah pergi dari hadapan Ayah,menuju ku dengan perasaan was-was.Aku hanya bisa diam.
Rasanya lelah terus-terus berada dalam Zona ini,apa guna nya aku melawan?? Toh ayah tidak akan pernah mendengar permintaan ku,keputusan tertinggi kan di tangannya,aku sekedar mengingatkan.Aku remaja yg aneh,itu yg biasa teman teman ku bicarakan.
Aku hidup berdasarkan perintah dan kemauan Orang tua ku,namun hal itu tak membuat ku menjadi remaja yang pendiam dan sopan santun.
Aku malah lari dari itu,Aku tipe wanita yg Ceria,suka tertawa,dan pastinya sering melawan.Namun bukan berarti aku tidak pernah sedih.
Aku sering sedih,apabila kemauan ayah ku sulit untuk ku lakukan,hanya saja aku berusaha menutupi nya semampu ku.
Seperti saat ini,aku memilih mendengar musik dari pada mendengar ceramah Ayah."Jadi bagaimana keputusan mu??"
Sebenarnya aku mendengar suara Ayah,hanya saja aku cukup lelah berdebat dengan nya."Nadine???
Apa telingamu beralih fungsi??"
Ayah merebut earphone milikku.Aku mendesah lelah,untuk kesekian kalinya aku berada pada perasaan resah.
"Jadi,kamu pilih mana??
Asrama atau tinggal bersama Calum??"
Pertanyaan itu lagi??
Lagi lagi itu,Ayah bahkan sudah mengatakan itu ribuan kali,kapan kalimat itu punah dari kamus ayah?"Tidak ada!!
Ayolah ayah...
Mengerti sedikit tentang diri ku,apa ayah tega membiarkan putri kecil nya tinggal bersama Psikopat itu??"
Aku mengadu pelan, menyuarakan pendapat yang mungkin tidak akan berguna."Jaga ucapan mu Nadine!! Psikopat yang kau sebut-sebut itu adalah anak dari adik ku!!! Kau mengerti!! Harus berapa kali lagi ayah katakan?"
Aku bisa melihat pancaran kemarahan di wajah Ayah,sepertinya dia tak suka dengan julukan yang ku beri."Tapi ayah--??"
"Tidak ada tapi-tapian!! Suka tidak suka, besok kau harus berangkat!!"
Ayah membanting pintu dan meninggalkan kamar ku.Dentuman memenuhi pendengaran ku,hingga aku terduduk lemah.
Bagaimana bisa,Ayah menyuruh ku tinggal bersama orang jahat??
Orang yg tak pernah tersenyum,hanya ada kerutan di kening nya,ku ingat terakhir kali aku mendengar nama nya.Calum Hood.
Nama itu,membuat berita gempar di daftar keluarga ku,bagaimana tidak?
Dia terkena masalah,dan di duga membunuh seorang teman sekelas nya.
Apa itu tidak mengerikan,untuk ukuran manusia kecil sepertinya?
Beruntung saat itu,ayah ku yang menjadi kuasa hukum nya,apalagi masa itu dia masih di bawah umur,jadi semuanya bisa terselesaikan tanpa menunda waktu yang lama.Aku hanya belum bisa berfikir dengan waras.
Bagaimana bisa?? Ayah menitipkan ku dengan siBrengsek itu?? Ini lelucon atau kegilaan?Andai saja,Ayah tidak ada pekerjaan ke luar negeri,maka aku tidak akan repot-repot membagi waktu ku dengan si bastard itu.
Coba hitung,belum saja tinggal bersamanya,aku sudah banyak membatin dan berkata kasar,jadi bagai mana bila kami tinggal bersama? Apa hari hari ku akan di penuhi hewan-hewan di kebun binatang??
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cousin |Selesai•
FanfictionPanggil dia Psikopat! Bijak lah dalam membaca. 5sos area. Calum hood. Tahap revisi