Calum masih sama

902 55 0
                                    

Bangunan tua itu berdiri begitu angkuh dengan bendera yang berkibar hebat di puncak bangunan,baik Nadine maupun Calum tak ada yang berani mengeluarkan suara ,entah untuk alasan apa mereka memilih sepakat untuk mengawali pagi ini dengan diam.

Suasana sekolah masih tak begitu ramai, namun saat motor hitam Calum benar-benar masuk di kawasan sekolah masih Nadine rasakan ada beberapa mata yang melirik ke arah mereka,berbisik namun tak mengusik,entahlah Nadine berusaha tak perduli,dia hanya melepas helm dan mengibaskan rambut panjangnya.
"Kenapa harus pakai helm? Rambut ku jadi lepek."
Akhirnya Nadine bersuara,dengan tangan yang masih sibuk mengibas-ibaskan surai hitamnya.

"Memang nya aku menyuruhmu memakai helm ku?"
Calum ikut melepas helm dan mengibas-ibaskan rambut nya,

"Seperti iklan shampo saja,"
Acuh Nadine tak suka, Nadine memberi helm dan meninggalkan Calum yang masih sibuk dengan isi ranselnya.

Rasa tak nyaman mulai melingkupi Nadine,saat gemuruh mulai bersuara,beberapa burung berkicau di atas langit,sedangkan hawa mendung mulai tampak walau dengan malu-malu.

Nadine berhenti sebentar,memutari tubuhnya hingga pandangannya terpaku pada seseorang yang sedang berbincang dengan Calum, dia gadis namun Nadine tak tahu persis siapa gadis itu karna posisinya sedang memunggungi Nadine,rok pendek,rambut coklat yang tampak lurus,seperti baru perawatan saja,tak lupa tas pink dan beberapa aksesoris yang membuat gadis itu gampak menonjol,Nadine menggeleng dengan cepat dia menuntun langkahnya meninggalkan Calum yang mulai sibuk dengan gadis yang tak Nadine ketahui.

Ini tak kali pertama Nadine masuk ke kelas dengan suasana yang begitu sepi,namun Nadine berusaha menyamankan dirinya di kelas itu,memang dia tak cukup akrab dengan teman sekelasnya,hanya Deardo lah yang menjadi satu-satunya,diantara banyaknya siswa dikelas itu menjadi teman Nadine.

"Hei,"

Saat suara yang begitu asing itu melolos begitu saja,Nadine memilih memutari tubuhnya, seorang pria dengan kacamata tebal sedang menunduk.
Untuk sejenak Nadine berfikir,apa pria itu yang memanggil nya?
Dia memutari tubuh,memilih membongkar isi tas yang begitu berantakan.

"Nadine.."

Kali ini Nadine menatapnya,meminta penjelasan pada pria kacamata itu.
"Apa?"

"Aku--aku--"

"Kenapa dengan mu?"
Nadine menutup tas,dan memiringkan kursinya.

"Tadi-kau aku --itu aku tadi--"

"Apa yang kau katakan?"
Nadine menatapnya jengkel,dia memang tak begitu dekat  atau bahkan mengenal pria yang duduk di pojok ruangan itu.

"C-a-lll-um"

"Ya? Kenapa dengan dia? Ohh tunggu dulu,kau mengenalnya?"

Pria itu mengangguk,namun tak mau menatap Nadine.
"Kau ada--  hubungan apa deng--an d-dia?"

Seketika Nadine terdiam,hawa dingin mulai menyapu permukaan kulitnya,tatapannya beransur mendingin pada pria kacamata itu.
"Apa itu penting bagi mu?"

Pria itu menggeleng dengan kaku,wajahnya yang semula menunduk justru semakin menunduk,dengan takut dia memperbaiki kacamata hitamnya.
"Aku--aa hanya berta--aanya saja."

"Aku pun hanya balik bertanya,kenapa kau menanyakan perihal Calum kepada ku?"

"Ti-tidak,lupakan saja"
Pria itu mulai menyibukkan diri,sedangkan Nadine masih dihantui rasa penasaran.

"Hei nona!!"

Nadine yang semua termenung,kini hampir terjatuh dikala Deardo mengejutkannya.
Tawa pria itu melolos begitu saja,memecahkan keheningan diantara tembok yang di bentangkan Nadine.
"Aku fikir itu tidak lucu,"
Nadine memperbaiki posisi duduknya,dan kali ini dia akan benar-benar tidak mendengarkan panggilan si kacamata itu.

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang