Lalu jika kau tidak mencintai ku mengapa kau membuat ku begitu nyaman,hingga tidak bisa membedakan rasa apa yang tengah kau beri!.
..
Nadine terkejut,belum juga Calum menyalan mobil namun pria itu sudah memiliki banyak pertanyaan dan hanya satu yang benar-benar Nadine dengar."Sejak kapan kau punya cincin? Harus berapa kali lagi aku mengulang pertanyan yang sama?"
Calum di sebelah nya sedang memandang kedepan dengan pikiran yang entah kemana."Nyalakan saja mobilnya,kita bisa telat,"
Nadine menuntun tangan Calum menuju kemudi, namun dengan cepat pria itu menghempaskan nya."Jawab!"
"Ini dari teman,"
Akui Nadine,akhirnya."Apa dia menembak mu,lalu mencium bibir mu hingga bengkak?"
"Apa maksud mu?"
Nadine melipat kedua tangan nya di dada, dia tak suka Calum berkata demikian."Lalu bagaimana? Apa setelah cincin itu bersemat di jari mu dia membawa mu ke kamar?"
"Cukup! Kau tak tau apap-apa!"
Nadine membuang muka,dengan cepat mobil melaju membuat Nadine waspada,Calum pria itu membawa mobil dengan gila,sesekali dia rem mendadak membuat Nadine mati kutu akibat ketakutan.Saat mobil itu mengerem dengan mendadak Calum menatap nya tak suka.
"Turun!""Apa maksud mu?"
Nadine menatap nanar wilayah di sekitar nya,dimana ini?"Cepat,sebelum aku melempar mu jauh!"
"Calum jangan lakukan ini,kenapa kau harus marah hanya karna masalah sepele?"
Nadine menahan tangis,wajahnya benar-benar pucat."Sepele?"
Calum tertawa.
"Kau benar hanya masalah sepele,turun lah,ini juga masalah sepele,anggap saja ban ku bocor dan kau hanya perlu memanggil kekasih mu itu!"Nadine tak mau turun,dia hanya menggeleng dan menangis,berharap Calum bisa luluh dan mau mendengar nya.
"Ternyata kau lebih suka,aku yang kasar ya,baiklah sesuai permintaan mu!"
Dengan cepat Calum memutari mobil dan menarik paksa tubuh Nadine."Jangan lakukan ini jangan tinggalkan aku,"
Nadine menangis,berlari sekuat tenaga mengejar mobil hitam yang mulai pergi meninggalkanya.
Ini gila tapi Nadine benar-benar ketakutan sekarang,dimana ini? Ada banyak pohon yang menjulang ke langit dengan sesekali burung berteriak membuat Nadine terduduk takut."Calum!!!"
Teriak nya kuat,namun bukan jawaban yang di terima nya,melainkan kicauan burung yang membuat nya semakin meringkuk ngeri.
Dengan takut dia meraih ponsel.
Menghubungi salah satu nama yang dia yakini bisa membantu nya.
.
.
.
.Calum menggeram tertahan,ingin rasa nya dia menghempaskan kedua tangan yang masih asik melingkar di lehernya.
"Sampai kapan?"
Gadis itu tertawa dan mengangkat kepala yang sedari tadi terbenam.
"Aku baru 15menit memeluk mu""Tapi ini bukan waktu yang tepat,sayang"
Rasanya Calum ingin melempar gadis sialan ini,mematahkan tangan atau memutar kepala sialan nya itu,namun dengan sangat tenang dia mengatur emosinya.
"Ayola,"
Calum melepaskan pelukan yang menjijikan itu.
"Aku ada pelajaran tambahan nanti,aku harus menyiapkan materi,tugas ku banyak,""Tumben sekali kamu perduli masalah nilai mu,"
Gadis itu bangkit,masih dengan aksi menjijikan nya,dia memainkan dasi Calum."Dua hari lagi ayah ku datang,dari perjalan jauh."
"Apa aku boleh kerumah mu?"
Senyum yang merekah itu pudar ketika dengan cepat Calum menggeleng."Kau tau kan Loly,aku menyembunyikan hubungan ini demi kebahagiaan kita,kau mau ayah memindahkan ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cousin |Selesai•
FanfictionPanggil dia Psikopat! Bijak lah dalam membaca. 5sos area. Calum hood. Tahap revisi