Rezeki atau musibah

1.7K 92 1
                                    

Sudah jam 8malam,namun Nadine belum juga menampakan batang hidungnya.
Sedari tadi,Calum hanya mondar mandir menanti kehadiran nya,sesekali dia melirik arloji demi membuang rasa bosan.

Sebuah cahaya dari luar membuat Calum bangkit.

"Makasih,kamu hati hati yah,"
Nadine memberi helm pada pria itu.

"Ya,lain kali kita ngombrol lagi yah,"

"Not problem."
Sebelum pergi,pria itu mengacak rambut Nadine.

"Cih.. Modus sekali!!"
Geram Calum.

Dia berlari menuju kamar dan mengambil sebuah pisau dan melakukan sesuatu.

Nadine Pov.

Aku melangkahkan kaki ku ke rumah,tadi sangat melelahkan,dan kenapa aku lama pulang,itu semua karna Deardo,dia mengajak ku jalan,dan sekedar keliling kota melelahkan namun aku suka.

Sepi.
Itu kondisi rumah,dimana siPsikopat itu?
Aku melangkah lebih dalam.
"Calum..."
Panggil ku,namun tidak ada yg menyahut.

Aku berjalan menuju kamar ku,dan buru buru mengganti pakaian ku,soal mandi? Ini sudah terlalu lama untuk mandi,aku menuruni tangga,mungkin Calum sedang memasak.

Dan saat aku sampai di dapur dia tidak ada,kemana dia? Apa kalian melihat nya?
Aku meninggalkan dapur,dan mungkin tempat yg akan ku kunjungi ini tidak akan mengecewakan.

Aku memasuki kamar nya,gelap.
Aku meraba benda benda sekitar ku dan menemukan sesuatu.

Tekk
Lampu menyala,saat bersamaan juga aku melihat banyak darah.
"Calum...."
Aku mendekatinya dan menepuk pipi nya.

"Apa yg terjadi??"
Aku menggoyang tubuh nya,namun sialnya dia tidak bergerak.

"Calum..
Kau kenapa??"
Entah mengapa tiba tiba saja aku menangis?

Aku mengusap air mata ku sendiri dan mengambil P3k,beserta alat alat yg lain.
Sebelum aku memulai aksi ku,aku mengambil air dingin dan membasuh tangan Calum yg di aliri darah segar,setelah itu aku memakai betadine dan perban,dia bahkan tidak meringis saat aku membersihkan lukanya dengan alkohol.
Apa di sudah mati.?

Aku melihat perutnya,dan seperti manusia normal,masih naik turun.
Ah,sangat melelahkan,apa yg terjadi dengam Psikopat ini? Aku baru datang,dia sudah membuat hal aneh.

Aku membopong tubuhnya dan menidurkan nya di Kasurnya.
Tak lupa ku pasang selimut hingga sebatas dada nya,ku usap lembut kening nya,apa dia sedang sakit,namun semua nya normal.
Entahlah,mungkin jiwa nya yg sedang kambu.

Saat aku mencoba bangkit,di situ pula dia menarik tangan ku.
"Jangan tinggalkan aku."
Ucapnya pelan,dengan mata yg masih tertutup.

Aku bingung.
Apa dia mengigau? Aku melepaskan tangan nya,namun sialnya tangan nya sangat erat menggenggam tangan ku,tak punya pilihan lain aku tidur di samping nya.

Author Pov

Saat Nadine benar benar tertidur,dengan posisi memunggungi Calum,Calum bangkit dari tidurnya,dan mengubah posisi tidur Nadine,hingga kini menghadap nya.
"Ini baru pas,"
Calum tersenyum licik,dan ikut tertidur,tak lupa sepasang tangan nya sudah memeluk Nadine dengan posesive.
"Jangan dekati pria itu,jika tidak dia,maka aku yg mati,"
Bisik Calum.
.
.
.
.

Sebuah dering yg sangat kuat membuat Nadine menggeliat,merasa terganggu.
Dia bangun,namun sebelum matanya benar benar menyesuaika diri dengan cahaya lampu, dia terkejut saat tubuh nya terasa berat.
"Calum?"

Dia berusaha melepaskan pelukan itu,namun sepertinya Calum masih menikmati tidur.
"Bangun Calum!!!"
Teriak Nadine.

Namun Calum tidak menggubsirnya,dengan susah payah,Nadine mengambil ponsel nya,dia membuka apk musik,dan memilih salah satu musik Rock yg sangat mengganggu.
Dia mengubah Volumenya dengan kadar paling tinggi.
"Rasakan!"

Sebuah lagu Rock mulai terdengar,dengan cepat Nadine memposisikan hand phone itu ke telinga Calum.

Dan respon Calum sesuai harapan Nadine.
"Fuck!!!"
Calum mengusap telinga nya.

"Akhirnya,pangeran tidur bangun."
Nadine tertawa melihat reaksi Calum.

"Kau mengganggu ku! Aku masih mengantuk!!"
Calum kembali menarik Nadine dalam pekukan nya,namun dengam cepat pula Nadine mendorong tubuh Calum.

Naasnya saat mendorong,tangan Calum malah terbentur dengan meja kecil yg ada di dekat tempat tidur.

Darah segar kembali mengalir,dan bahkan lebih banyak dari kemarin.
"Calum..."
Nadine menghampiri Calum dan mulai melakukan hal aneh,berharap darah itu berhenti.
"Aku minta maaf,"
Sesal Nadine,dan Calum hanya diam.

"Aku tidak sengaja,"
Kini Nadine mengambil sapu tangan dan melilitnya ke tangan Calum.

"Peluk aku,"
Itu bukan seperti sebuah suruhan,atau sejenis nya.
Nadine hanya diam mendengar hal itu.
"Kau ingin darah nya semakin banyak?"

Kali ini Nadine buru buru memeluk nya.
"Aku minta maaf,bagaimana darahnya akan berhenti?"

"Itu mudah sayang,"
Calum menyeringai.

Dari balik kaca yg bertepatan ada di hadapan nya,Nadine melihat Calum melepas sapu tangan itu dengan mulut nya,dan mulai mengisap darah nya sendiri.
Nadine merasa takut,dia mencengkram kuat kaos Calum.

Calum hanya tersenyum,
"Mulai besok,berangkat sekolah dengan ku."

Nadine mendongak.
"Tapi--"

"Ku harap kau masih ingat siapa aku,ayo kembali tidur"
Calum menarik Nadine.

"Tapi hari ini sekolah,aku---"

"Stttt,aku hanya ingin dengan mu,kemarin kau hanya berduaan dengan teman mu yg jelek itu"
Calum berbaring di samping Nadine.

"Nama nya ---"

"Aku tidak perduli!
Aku hanya menginginkan mu!"
Bentak Calum.

Nadine merasa takut,jika Calum sudah memasang wajah garang nya.
"Ba-baik lah"

"Aku minta maaf"
Kini Calum meraih tubuh Nadine dan memeluk nya tanpa posesive.
"Aku hanya cemburu."

Deg.
Rezeki atau Musibah.

Tebece.
Abaikan Typo,malas ngoreksi.

Bad Cousin  |Selesai• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang